happy reading gais! <3
•••
Hilang tidak sama dengan lenyap. Karena hilang masih bisa ditemukan, sedangkan lenyap sudah tidak bisa di temukan. Selamat jalan.
•••
Kyra menjatuhkan ponsel nya selepas Rakry menelpon nya. Tubuh nya bergetar setelah mendengar informasi yang diberikan oleh kakak nya. Kini ia sedang berada di toko buku dengan Bella.
"Bel, nyokap gue.." lirih nya.
"Kenapa? Badan lo gemeteran banget Ra." ucap Bella.
"Ga mungkin," ucap nya kemudian ia lari meninggalkan Bella sendirian disana.
"Ra! tunggu gue," Bella panik, ponsel Kyra masih berada di bawah dan segera ia ambil.
Bella menelpon Devian agar menjemputnya di toko itu karena Kyra sudah tidak berada di area toko buku.
Kyra lari sekencang mungkin menuju rumah sakit. Sesekali ia menoleh ke arah belakang berharap ada angkutan umum ke arah rumah sakit yang ia tuju.
Devian datang bersama Bara, Bella yang minta. Bella paham ada yang tidak beres. Keadaan genting setelah melihat tubuh Kyra bergetar.
"Gue yakin, dia pasti kerumah sakit. Terakhir dia bilang nyokap nya, pasti ada apa apa disana." ujar Bella.
"Terus lo ga tanya kenapa?" tanya Bara.
"Gue nanya, cuma dia langsung pergi."
"Pencar cari dia." ucap Bara.
Segera Bara menancapkan gas nya dan gebut sambil melihat kiri kanan. Tepat depan mata ada gadis yang perawakan nya mirip dengan Kyra. Ia berhenti, "RA!" panggil nya.
Gadis itu menoleh dan benar itu Kyra. Bara segera turun dan menghampiri Kyra yang sedang ngos-ngosan. "Ra, ada apa?"
"Nyokap gue, Bara."
"Kenapa?"
"Anterin gue ke rumah sakit sekarang." pinta Kyra.
Malam itu, Kyra tidak mengenakan jaket. Angin malam tidak baik untuk kesehatan, Bara membuka jaket nya dan meminta Kyra untuk memakainya.
"Pake, dingin."
"Lo?"
"Jangan mikirin gue."
Setelah itu Kyra naik ke motor Bara. Kali ini Bara membawa motor sangat kencang tidak seperti biasanya. Kyra pun sampai memeluk erat pada Bara.
"Ya Tuhan, aku berharap ini cuma mimpi."
Sesampainya mereka di rumah sakit. Kyra bergegas ke ruangan ibu nya dan Bara mengikuti dari belakang sambil mengabari Devian bahwa Kyra sudah berada bersama nya.
Di ruangan itu sudah ada Rakry dan Dokter serta perawat yang sudah merawat Dian selama ini. Dian sudah ditutupi kain putih. Rakry itu tadi menelpon menyatakan bahwa ibunda nya saat ini sudah tiada.
Pecah tangisan Kyra setelah melihat ibu nya sudah di tutupi kain putih. Ia berada disamping ranjang ibu nya. Dengan tubuh menegang kaku dan punggung terasa berat. "Bunda, ini mimpi kan?"
Kyra memeluk tubuh Dian sangat erat dengan air mata yang sudah banjir membasahi pipi nya. Bara yang baru sampai pun terpaku melihat ruangan itu.
"Bunda bangun bunda. Bunda janji mau bawa pergi Kyra. Ini mimpi kan bunda? Bunda bangunnnn kyra gamau kehilangan bundaaaa!!!!" ucap Kyra sambil menggoyang-goyangkan tubuh Dian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear my Ketos
Novela JuvenilKisah remaja yang masih duduk di bangku SMA. Cerita tentang si rajin dan si pembuat onar di sekolah. Kedua remaja itu tidak pernah akur, sekali nya akur itupun cuma beberapa detik. Kyra Zeline Gianina. Ketua OSIS SMA Cendrawana. Gadis cantik, pinta...