21. Strategi

28 1 0
                                    

happy reading gais!<3

•••

Malam sudah tiba. Kyra sendirian dirumah nya saat ini. Rakry belum pulang dari rumah sakit. Kyra duduk di sofa sambil mengingat kejadian siang tadi. Diri nya melihat Ayah nya yang begitu brengsek di hadapan nya.

Ia membuka galeri ponsel nya dan melihat foto sewaktu keluarga nya masih utuh dan harmonis. Lagi lagi air mata Kyra menetes. Rasa rindu di dada pada keluarga. Hangatnya rumah saat ini sudah tidak ada lagi. Sepi dan sunyi. Dulu, di jam ini keluarga itu pasti sedang makan malam dan bercanda ria di depan makanan. Kini sudah tidak terjadi lagi.

Suara mobil Rakry sudah terdengar di telinga Kyra. Rakry keluar dari mobil dan membawa makanan kesukaan adik nya. Rakry masuk dan melihat adik nya yang sedang menangis sambil memeluk foto keluarga nya. Rakry duduk disamping Kyra dan memeluk nya.

"Bang.." ucap Kyra masih menangis.

"Kenapa?"

"Kyra liat Papa," ujar nya dengan hati yang merasa sakit mengingat kejadian itu lagi.

Rakry mengelus rambut sang adik, hati nya sakit melihat adik nya seperti ini. Tidak seharusnya Kyra melihat kelakukan Dermawan.

"Sama cewe lain, Bang." ujar nya lagi.

"Gue gabisa bayangin kalo Bunda yang liat, pasti Bunda..."

"Kenapa lo liat yang ga seharusnya lo liat?"

Kyra menggelengkan kepala nya. "Benci, Bang."

Rakry melepas pelukkan nya. Tak usah larut dalam kesedihan.

"Mendingan lo makan. Gue bawa makanan kesukaan lo." ucap nya.

Rakry membuka kotak makanan dan menyodorkan pada Kyra. "Makan, gue tau lo belum makan. Sorry gue gabisa jemput lo tadi. Ada urusan mendadak."

•••

Pagi hari ini Bara sudah ada di depan rumah Kyra. Kyra tidak mengetahui hal itu. Rakry sudah pergi dari rumah itu karena harus mengurus Dian. Kyra turun dari kamar dan makanan roti serta minum susu yang sudah disediakan oleh Rakry.

Hari ini Kyra sekolah memakai kacamata karena mata nya bengkak sehabis menangis dibawa tidur malam itu. Ia menutup dan mengunci pintu nya lalu membuka gerbang rumah nya dan sudah ada Bara di depan nya.

"Kenapa kesini bukan ke sekolah?" tanya Kyra.

Bara melihat Kyra yang tidak biasa memakai kacamata membuat nya tertawa kecil, " kenapa lo pake kacamata?"

"Gapapa, pengen aja,"

"Nangis lagi kan lu?"

"Berisik ah,"

Jalanan macet dan waktu sudah mendekati waktu bel masuk sekolah. Mereka masih di jalan dan kemungkinan bakal terlambat.

Sampai disekolah, dan benar gerbang sudah ditutup Kyra panik masa iya dia harus di hukum lagi seperti waktu itu?

"Yah kan kena hukum lagi gue pasti,"

" Gak akan, ikut gue." ucap Bara.

Bara membawa Kyra ke belakang sekolah tempat ia berkumpul selain di kantin. Disitu ada teman teman Bara dan terkejut melihat kehadiran Kyra.

Dear my KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang