18. Salah sangka

36 1 0
                                    

happy reading gais!<3

•••

Semenjak kejadian kemarin yang membuat Bella khawatir pada Kyra, ia memutuskan pergi ke rumah Kyra. Feeling Bella tidak enak mengenai Kyra. Sampai pagi ini Kyra tidak memberi kabar.

Bella pergi bersama Devian. Karena ia tahu ada yang tidak beres pada Kyra. Devian sudah berada di depan rumah Bella. Devian langsung menancapkan gas pada motor nya melaju ke arah rumah Kyra.

Sampai di depan rumah Kyra, sangat sepi sekali seperti tidak ada kehidupan. Ia membuka pintu gerbang Kyra perlahan dan Devian memakirkan motor nya. Depan pintu. Ia memegang gagang pintu dan ternyata pintu tidak di kunci. Bella panik bisa bisa nya pintu tidak di kunci semalaman.

Bella menatap Devian panik. "Gue khawatir, Dev."

"Tenang, Kyra pasti baik baik aja."

Ia bergegas masuk ke dalam. Bella langsung menuju ke arah kamar nya Kyra dan benar sahabat nya masih disana dengan kondisi badan yang masih meringkuk. Kyra masih memakai seragam yang basah kemarin, namun sudah kering tertiup angin jendala yang tidak di tutup.

"Ya ampun Kyra!!!," ucap Bella dan membuat Devian naik ke atas.

Bella merubah posisi badan Kyra. Kini kepala Kyra berada di paha Bella. Muka nya banyak sekali lebam dan tangan nya memar akibat cekalan keras dari preman. Selimut nya ada beberapa bercak darah kering dari lutut nya yang bedarah.

"Lo kenapa Ra? Bangun,"

Kyra terus tidak sadarkan diri. Bella mengecek suhu tubuh nya Kyra. Dari badan ke kepala suhu nya panas. Namun dari telapak kaki nya sangat dingin.

"Devian, tolong hubungi Bara. Suruh dia kesini kita bawa dia ke rumah sakit."

"Raaa bangunnn kenapa lo bisa gini?" ucap Bella memegang wajah Kyra.

Devian segera menghubungi Bara untung nya Bara sedang santai dirumah jadi tak perlu lama lagi ia menunggu angkat telepon dari Bara.

"Kyra,"

"Kenapa Kyra?"

"Ga sadarin diri. Muka nya banyak luka, ke rumah nya cepetan. Pake mobil, kita bawa dia ke rumah sakit,"

"Bangsat!"

Tanpa lama lama ia mengambil jaket nya yang di gantung. Ia memakai nya sambil berjalan menuruni anak tangga. Wajah nya penuh ke khawatiran. Pikiran nya hanya satu. Bahwa Daniel yang melakukan ini semua.

Bagus sedang membaca koran di sofa dengan secangkir teh. Bara melihat kunci mobil yang tergeletak di mobil.

"Yah, Bara pinjem mobil,"

"Mau kemana kamu?"

"Ada urusan,"

"Mau berantem kamu?!"

Bara tidak merespon Bagus. Ia bergegas mengeluarkan mobil nya dari garasi. Mobil nya melaju sangat cepat.

"Daniel, lo apa in Kyra. Kalo sampai Kyra kenapa napa lo abis ditangan gue!"

Dear my KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang