16. Hukuman

44 1 0
                                    

Happy reading gais!<3

•••

Bara membuka mata nya. Terlihat langit langit langit kamar nya yang gelap dan hanya ada cahaya rembulan yang tembus dari jendela yang tak tertutup gorden.

Bara menatap jam dinding yang ada di hadapan nya. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Bara turun dari ranjang kasurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selepas pulang dari rumah sakit, Bara pulang kerumah nya dan tak sengaja tidur dengan masih mengenakan seragam.

Dua puluh menit berlalu, Bara keluar dari kamar mandi, dia mengusap usap rambut basah nya menggunakan handuk. Tubuh nya berasa segar sekali setelah mandi.

Bara duduk di kursi kamar nya sambil memainkan ponsel. Pikiran nya selalu terbayang pada Kyra. Saat ini Kyra sedang terpuruk karena Ibu nya sedang sakit. Bagaimana bisa gadis yang selama ini terlihat ceria depan banyak orang kini ia harus melihat Kyra menangis lagi. Tak tega bagi nya kondisi Kyra.

Suara ketukan pintu terdengar. Bara menoleh, "Masuk, ga dikunci."

Ternyata itu Mona. Mona masuk lalu duduk di kasur dan Bara masih duduk di kursi.

" Ada apa Bunda?" tanya Bara membalikkan kursi nya.

"Kata Bi Ijah, waktu itu kamu bawa cewek kesini," ujar Mona.

"Iya,"

"Kapan kamu bawa lagi kesini? Bunda pengen ketemu. Jarang jarang loh kamu bawa cewe kesini,"

"Sekarang sekarang gabisa Bunda, keluarga nya lagi di timpa musibah,"

"Musibah?"

Bara mengangguk, "Ibu nya lagi sakit, setiap hari dia harus jagain ibu nya di rumah sakit," lanjut Bara.

"Kamu udah jenguk?" tanya Mona.

"Udah, tadi Bara yang anterin dia ke rumah sakit,"

"Ya sudah, salam dari Bunda ya,"

Bara mengangguk. Mona keluar dari kamar Bara tak lupa menutup pintu kamar.

•••

Pagi hari sekali Bara sudah ada di sekolah. Aneh tapi nyata. Begitupun dengan teman teman nya yang selalu bersama dengan Bara.

Bara datang ke kelas Kyra, namun yang ada hanya Bella dan teman kelas nya. Ia menanyakan pada Bella dan Bella pun tak tahu Kyra dimana, ponsel nya tidak aktif.

Bel masuk sebentar lagi berbunyi tapi belum ada tanda tanda Kyra datang ke sekolah. Bara masih memantau arah gerbang melihat lihat gadis yang berada di sana.

"Entar juga dateng sendiri, ngapain lu nunggu nunggu," ucap Levin.

"Iya tau tuh, ga biasa nya lu begini," timpal Baim.

"Khawatir lo sama Kyra?" tanya Devian.

Bara mengangguk.

"Hari ini dia ga sekolah mungkin," terka Deon.

"Dah yok kelas,"

Dear my KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang