24. Balapan

33 2 0
                                    

happy reading gais!<3

•••

Bara tiba dikamar nya yang gelap gulita. Tangan nya meraba dinding dan menyalakan lampu. Ia langsung merebahkan diri di kasur dengan sprei berwarna putih sambil menatap ke arah atas. Pikiran nya campur aduk. Sekarang dirinya terlibat cinta dengan Kyra. Bara sudah mulai menyukai Kyra semenjak itu.

Langit malam tampak terang dengan sinar rembulan, angin berhembus mengenai wajah Bara. Cowok itu kini berada di luar kamar sambil menikmati kopi hangat rasa latte.

Wajah Kyra selalu menghantui pikiran Bara saat ini. Suara notif ponsel Bara terus-menerus bunyi, itu adalah notif grup teman-teman Bara.

LINE

Baim ga pake Wong :
Woi woi motoran skuyytttrrr!!

Gavino Alaska :
Kuyyyy!!

Levin Alvaro :
Kuy lah, dah lama bgt ga motoran.

Deon Yudhatama :
Yok lah, tikum rumah Devian yok!

Bara Adelio :
Gass

Devian tak perlu berkoar-koar karena dirinya sudah tahu pasti akan berkumpul di rumah nya. Waktu sudah sangat malam. Tapi tidak masalah bagi mereka untuk keluyuran.

Satu per satu dari mereka sudah sampai dirumah Devian dengan motor nya masing-masing. Motornya seragam berwarna hitam. Bukan sulap bukan sihir, Levin dan Gavino menggunakan setelan yang sama yaitu menggunakan baju hitam dan celana sobek. Kece sekali.

"Weh, weh. Ko kita samaan sih baju nya?" ucap Levin.

"Padahal ga janjian."

"Lu ikut-ikutan gue sih. Gue gamau mendadak couple an sama lo."

"Mana ada eluu lahhhh."

"Wusss, stop jangan ribut." Ucap Baim.

"Ini si Bara mane sih, lama bener." kata Deon.

"Di jalan." balas Devian.

"Ya tau di jalan. Ga biasa nya ngaret."

Tak lama setelah Deon berbicara itu, suata derungan motor Bara terdengar. "Panjang umur."

Akhirnya mereka pergi dari rumah Devian. Dipimpin oleh motor Bara yang berada di depan sedangkan teman yang lainnya mengikuti kemana arah motor Bara berjalan.

Di tengah jalan, segerombolan geng motor lain menghalangi jalan Bara dan teman lainnya. Dengan derungan motor yang terdengar mengajak balapan. Bara menaikkan lengan nya seakan-akan memberi isyarat untuk mematikan mesin motor. Bara membuka helm di sambung dengan teman-teman nya. Geng motor yang berada di hadapan Bara pun melakukan hal yang sama.

Geng motor itu ternyata geng mortal. Tak disangka setelah perkelahian kala itu, mereka di pertemukan kembali. Dan sudah pasti disana ada Daniel.

"Hei, Brother!" sapa Daniel.

Bara terkekeh melihat tingkah Daniel.

Dear my KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang