happy reading gais! <3
•••
Sudah 2 minggu berlalu. Kyra berusaha tidak sedih atau overthingking atas ucapan yang ia dengar dari mulut ibu nya. Ia percaya akan ada mukjizat untuk ibu nya supaya bisa sembuh dan tinggal dirumah lagi.
Pagi hari ini Kyra sudah sampai di sekolah dan ia sedang berjalan di koridor. Sesekali ia membalas sapaan dari teman nya ataupun adik kelas. Bara pun sudah datang pagi itu sedikit demi sedikit ia sudah mulai patuh terhadap aturan di sekolah. Seisi sekolah sudah tau tentang kedekatan Bara dan Kyra saat Ini. Banyak yang menyangka akan hal ini. Yang nama nya rasa ga ada yang tahu datang darimana.
Di koridor, Bara sudah tahu punggung gadis itu adalah Kyra. Ia menghampiri dan menyamakan jalan nya seperti gadis disamping dengan tangan yang memasukki saku celana nya. Jelas banyak yang cemburu pada mereka padahal belum ada status apapun. Terutama Dita ia selalu menatap sinis setiap kali ia berpas-pasan dengan Kyra.
"Pagiiii," sapa nya.
Kyra menoleh ke arah samping dan melihat wajah yang menyapa diri nya sebentar. "Pagi." balas nya.
"Kantong lo kayanya berat deh, mau gue bawain?"
"Gausah gue masih bisa sendiri."
"Hmm gue mulai darimana ya..." belum beres Bara berbicara, Kyra menghentikan langkah nya dan melihat punggung Bara yang kosong tidak membawa tas atau buku sekalipun.
"Lo ga bawa kantong?" tanya nya.
"Engga."
"Ga bawa buku juga?"
"Engga."
"Serius?"
"Ngapain bawa yang ga penting. Orang yang penting ada di koridor."
Kyra langsung paham apa yang Bara maksud. Ia menarik napas panjang dan menghembus kembali dengan pelan lalu melangkah kembali sembari menggeleng-gelengkan kepala. Harus banyak sabar kalau sama Bara.
•••
Malam ini Kyra di ajak pergi oleh Bara ke suatu mall untuk menemani dirinya yang akan membelikan sesuatu untuk ibu nya yang bentar lagi akan ulang tahun.
Bara sudah berada di depan gerbang masuk rumah Kyra. Mendengar derungan motor Bara ia segera turun kebawah dan menghampiri Bara. Ia memakai baju simple. Baju nya sangat cocok dengan Bara. Sama sama menggunakan pakaian hitam.
Ia segera menaiki motor ninja hitam Bara. Ia memilih tangan nya untuk dilipatkan saja di perut nya. Ia tahu motor nya kali ini sedikit lebih tinggi dari yang biasa Bara bawa. Masa iya, dirinya harus melingkari tangan nya diperut Bara.
Bara menegok ke arah belakang karena tangan Kyra masih belum pegangan pada dirinya. "Yakin ga akan pegangan?"
"Ngga."
"Oke."
Dengan nada yang terdengar akan jahil ia melajukan motor nya dengan tiba tiba ia mengerem mendadak, reflek tangab Kyra memegang bahu Bara. "Ih apaan sih, ga lucu. Lo mau gue jatoh?"
"Ya makannya pegangan biar ga jatoh." jawab Bara.
"Ini jadi jalan ga sih? Ngomong mulu dari tadi. Gue turun nih lama-lama."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear my Ketos
Fiksi RemajaKisah remaja yang masih duduk di bangku SMA. Cerita tentang si rajin dan si pembuat onar di sekolah. Kedua remaja itu tidak pernah akur, sekali nya akur itupun cuma beberapa detik. Kyra Zeline Gianina. Ketua OSIS SMA Cendrawana. Gadis cantik, pinta...