44. Keluarga Kecil

156 23 0
                                    

Jujur saja, ucapan Umi jadi membuatmu kepikiran. Kamu takut terjadi sesuatu kepada keluarga kecil mu kedepannya.

"Sayang." Mingrui duduk disamping mu. "Kok melamun?"

Dengan cepat kamu menggelengkan kepala. "Aku gak melamun."

"Jangan bohong, barusan aku sendiri liat kamu melamun, lagi mikirin apa sih?"

Tangan mu bergerak untuk mengusap wajah. "Umi punya feeling buruk tentang aku."

"Feeling buruk gimana maksud kamu? Kita disini baik-baik aja, 'kan?"

"Iya, justru aku juga gak ngerti. Aku takut kalau nantinya akan terjadi sesuatu yang-"

"Sayang. Semua sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah."

Kamu menoleh ke arah Mingrui. "Iyaaa. Aku cuma khawatir aja, apalagi Annisa masih kecil."

Tangan Mingrui mengusap punggung mu, sedangkan kamu tengah menutup wajahmu dengan menggunakan ke dua tangan.

"Yn. Aku mau nanya, tapi kamu jangan tersinggung, ya."

Kamu melepaskan ke dua tangan dari wajah. "Kamu mau tanya apa sama aku?"

Mingrui menundukkan kepalanya. "Kak Felix ... dia enggak nanya tentang Annisa? Dia ayahnya loh."

Kamu menggeleng. "Enggak. Semenjak berpisah, Kak Felix enggak pernah menghubungi aku lagi."

"Alan yang sabar, ya. Ada Om Felix disini, jangan merasa sedih. Mulai sekarang Alan panggil Om dengan sebutan Abi. Alan anggap Om Felix ini adalah Abinya Alan."

"M-makasih ... Abi."

Ke dua laki-laki ini saling berpelukan. Harlan bersama Felix menjadi sebuah keluarga.

"Annisa ... Abi kangen kamu, Nak."

Malam pun datang. Malam ini Felix menemani Harlan tidur. Felix tidak bisa tidur, semenjak berpisah hampir setiap malam Felix terjaga, bahkan hingga pagi hari.

Felix merindukan Annisa. Sangat. Tapi, sayangnya Felix hanya bisa melihat Annisa lewat sebuah foto, bukan tidak mau bertemu dengan Uminya.

Sampai saat ini sejujurnya perasaan Felix masih di keluarga kecilnya yang berpisah kemarin, sebuah pernikahan yang gagal.

"Ya Allah. Hamba mohon, pertemukan lah kembali antara hamba dengan putri hamba. Bukan tidak mau bertemu dengan ibundanya, sejujurnya perasaan ini masih belum berubah hingga saat ini, tapi ... hamba bukanlah seorang imam yang baik, tangan ini tiba-tiba melayang. Kembalikan  kembali mereka kepada hamba, Ya Allah. Engkau maha membalikkan hati."

Iya, Felix masih menyayangi ke dua perempuan yang pernah ada dalam hidupnya sampai saat ini, hari ini, detik ini.

Terakhir kali melihat mantan istrinya adalah saat di acara pernikahannya bersama pasangan baru yang sekarang telah menjadi imam bagi keluarganya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Mingrui menengok ke kanan kemudian kiri, yang selanjutnya di ikuti oleh mu dan juga Annisa sebagai makmum.

Mingrui membalikan badan dan mengulurkan tangan kanannya untuk di cium.

Kamu terlebih dulu mencium tangan Mingrui, baru selepasnya giliran Annisa yang mencium kedua tangan orangtuanya.

"Gougou." Kamu memberikan sesuatu kepada Mingrui.

Tangan Mingrui bergerak mengambil sesuatu itu dari tangan mu. Dilihat dengan teliti.

"Positif! Alhamdulillah ...."

Keluarga kecil mu saling berpelukan, tak lupa mengucap rasa syukur kepada Allah.

⭐⭐⭐

Bersambung ....

Ciee hamil.

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang