Kamu melihat Mingrui yang masih terdiam di atas sepeda motor. Kamu menghampiri Mingrui.
"Gapapa, ayo."
Akhirnya Mingrui ikut dengan mu, sebenarnya perasaan kalian berdua sama-sama ragu, tapi kamu tidak bisa berbohong kepada Umi.
"Ayo masuk dulu," ucap Umi.
Kamu dan Mingrui masuk ke rumah, kalian duduk di ruang tamu. Umi tersenyum kepada Mingrui sedangkan ketika kamu melirik, Mingrui terlihat dari ekspresi wajahnya yang sangat ragu.
"Siapa nama pacar kamu?"
Kamu menyenggol lengan Mingrui dengan sikut.
"Nama saya Mingrui, Tante."
"Oh, iya, Tante inget. Kita pernah ketemu, 'kan?"
Mingrui menganggukkan kepala. Datang Abi yang baru pulang kerja bersama Felix.
"Tumben pulang cepet?" tanya Umi.
"Mobil Abi tadi tiba-tiba mogok di jalan, untung ada Felix, dia bantuin Abi tadi. Makasih, ya, Felix."
"Sama-sama, Abi."
Panggilan Felix kepada kedua orangtua mu memang bukan Om dan Tante lagi, melainkan sudah berubah memanggil seperti selayaknya seorang mentua dan menantu.
Magrib ini kamu melaksanakan sholat di Masjid Istiqlal.
"Yn,"
Kamu membalikkan badan, melihat Mingrui yang berada di belakang mu.
"Aku mau ke sebrang dulu."
Kamu mengerti dan langsung menganggukkan kepala. Mingrui meninggalkan mu. Kamu melihat punggungnya yang perlahan pergi.
Mingrui sampai di Gereja Katedral. Helaan napas keluar dari mulut Mingrui.
"Tuhan, aku mencintai dia yang sedang beribadah di sebrang sana. Tolong izinkan aku untuk mencintainya. Kami memang berbeda, tapi ... kami memiliki perasaan yang sama dan ingin tetap bersama...."
Selesai sholat kamu menunggu Mingrui di luar masjid. Mingrui masih belum kembali.
Mingrui mencuci wajahnya sebelum kembali kepada mu.
"Hei, kanapa?"
"E-enggak, kamu kaya yang habis wudhu."
Kamu dan Mingrui kembali ke atas motor.
"Apa itu wudhu?" tanya Mingrui sambil menghidupkan motor.
"Wudhu itu salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air."
Mingrui mengantarkan kamu pulang ke rumah.
"Yn, aku langsung pulang, ya." ucap Mingrui.
Kamu mengangguk. "Ayo pamitan dulu."
"Enggak usah, kamu cukup ambilin tas aku aja."
"Gougou, masa mau pulang tapi gak pamitan dulu, sih."
Akhirnya Mingrui turun dari motor dan kembali ke rumah untuk berpamitan.
"Umi, Mingrui mau pulang."
Umi datang menghampiri kamu dan Mingrui. "Padahal Umi lagi masak, udah mau pulang aja, tunggu sebentar lah, makan malam di sini aja."
Ini menjadi semakin sulit. Karena paksaan dari Umi akhirnya Mingrui makan malam bersama keluarga mu.
"Abi baru pertama ini loh liat Yn bawa cowok kerumah selain, Nak Felix."
Felix yang ada di depan mu langsung melirik ke arah Abi.
"Temen sekelas, Yn?"
"Apa? Temen?" batin Mingrui.
"Kenalin. Ini Felix, jodohnya Yn."
Kamu, Mingrui dan Felix terkejut mendengar Abi menyebut Felix sebagai jodoh mu di depan Mingrui.
⭐⭐⭐
Bersambung....
Maafkan Abi, Abi gak tau apa-apa, hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till Jannah
SpiritualCinta beda agama memang sulit untuk di pahami apa lagi untuk bisa di terima. Sangat sulit.