10. Ta'aruf

693 110 3
                                    

"Kak, kira-kira boleh gak kalau pacaran beda agama?"

Felix membuka matanya lebar-lebar. "Siapa yang pacaran beda aga —  jangan-jangan kamu, ya!?"

Kamu langsung menggelengkan kepala. "B-bukan, aku cuma nanya aja."

Felix tidak percaya dengan perkataan kamu. Tatapan Felix seakan menggoda kamu untuk berkata jujur.

"Inget Yn sama yang dibilang Imam Syafi'i. Jangan pernah mencintai orang yang tidak mencintai Allah. Jika Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu?"

⭐⭐⭐

Ucapan Felix masih berputar di kepala mu.

Pulang sekolah kamu pulang bersama Mingrui, tetapi saat di tengah perjalanan tiba-tiba ban motor Mingrui kempes, kamu dan Mingrui berjalan kaki sambil mencari bengkel terdekat.

"Yn aku mau ke bengkel dulu bentar." Mingrui membawa sepeda motornya ke bengkel.

Setelah selesai isi angin, kamu dan Mingrui kembali ke atas motor.

Mingrui mengantarkan mu sampai rumah. Kamu turun dari atas motor saat sudah sampai di depan rumah.

"Mingrui, emm ... apa kamu masih inget sama yang kemarin?"

"Apa?"

"Tentang, waktu kita di cafe."

"Oh itu, emang kenapa?"

"Bismillah," ucap batin mu.

"Aku mau ... jadi pacar kamu." kamu tersenyum.

Mingrui seakan tidak percaya dengan yang barusan kamu bilang. "Se-serius!?"

Kamu menganggukkan kepala.

☪✝

Satu bulan berlalu, hubungan kamu dengan Mingrui berjalan tanpa ada masalah.

"Assalamualaikum."

Kamu masuk ke dalam rumah, semua sedang berkumpul di ruang tamu, ada keluarga Felix juga. Umi datang menghampiri mu, tangannya memegang kedua bahu kamu.

"Ganti baju dulu supaya enak ngobrolnya," kata Umi dengan penuh kelembutan.

Kamu menuruti ucapan Umi, kemudian kamu pergi ke kamar mengganti baju lalu kembali ke ruang tamu.

"Begini Yn. Abi rasa kamu dan Felix ini 'kan sudah lama menjadi teman, sudah dari kecil, 'kan?" tangan Abi merangkul bahu mu.

"Jadi maksudnya, kami akan mendekatkan Felix dengan kamu Yn. Dengan cara ta'aruf," ucap Abi Felix.

Ta'aruf!?

☪✝

"Kenapa?" Mingrui tiba-tiba ada di samping mu.

"Mingrui bentar lagi kita lulus," ucap kamu.

"Iya, sekarang aja udah mulai praktek terus," ujar Mingrui.

"Kamu jadi mau kuliah di China?"

Mingrui terdiam cukup lama. "Kayaknya sih, soalnya aku gak bisa kalau paksa papa, dia orangnya terlalu tegas."

LDR. Kata yang tepat untuk menggambarkan hubungan mu dengan Mingrui.

Antara Long distance relationship? Atau long distance religionship?

Keduanya memiliki arti yang sama saja untuk hubungan kalian berdua.

"Nanti pergi ke China sama siapa?"

"Aeji."

Hati kamu merasa sangat sakit ketika Mingrui menyebut nama Aeji. Meskipun Aeji hanya teman Mingrui, tapi esok tidak ada yang tahu, bukan?

Pulang sekolah kamu hari ini tidak bersama Mingrui karena Mingrui harus ekskul dance.

Kamu pulang bersama Felix. Felix menjemput mu dengan mobil miliknya, kamu masuk ke dalam mobil Felix.

Felix langsung membawa mobilnya pulang ke rumah mu. "Gimana, Dek, sekolahnya?"

Entah kamu yang terlalu fokus dengan ponsel atau kamu memang sengaja tidak mau menjawab ucapan Felix?

Sampai rumah kamu main masuk sembarangan tanpa mengucapkan salam seperti biasanya. Kamu pergi ke kamar. Umi datang menyusul.

Kamu belum mengganti seragam, tubuh mu sudah berada di atas ranjang sambil memeluk bantal.

"Yn." Umi duduk di sebelah mu, tangannya mengusap kepala kamu.

Kamu tidak melihat Umi, bahkan bicara saja tidak.

"Ingat! Apa yang Umi sama Abi lakukan ini demi kamu juga. Kamu harus bisa menerima Felix bukan sebagai kakak ke adiknya lagi."

Sungguh sekarang kamu ingin menangis, bagaimana bisa setelah kamu memiliki Mingrui dan sekarang kamu di paksa untuk meninggalkannya.

⭐⭐⭐

Bersambung ....

Halo loha. Jangan lupa di vote ya. 😊

Masih kurang nyesek? Oke mari buat semakin sesak.

Katanya gak mau pacaran tp buktinya tetep aja di lakuin.

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang