18. Air Mata Di Balik Senyuman

621 98 3
                                    

"Mingrui ...."

"Ya, cantik."

Kamu tersenyum.

"Yn. Aku ... aku mau masuk islam."

"Apa?! Kamu serius?"

"Emm ... kayanya, sih."

"Itu pilihan kamu. Aku gak memaksa kamu buat ikut aku. Padahal kita sudah tahu, aku dan kamu memiliki jalan yang berujung luka."

"Aku harus mempertimbangkan lagi soal ini, nanti aku kabari lagi."

Telpon terputus begitu saja. Kamu sekarang kebingungan antara cinta atau agama yang semakin merajalela di kepala.

Surga mu masih di bawah kaki Umi, sedangkan surganya Umi berada di bawah kaki suaminya, Abi.

Hati mu tidak bisa di bohongi, kamu benar-benar belum siap untuk membagi hati mu kepada Felix.

"Apa karena yang seiman akan bertemu di akhir cerita? Bukan di awal seperti kita, Mingrui. Jika Tuhan menyatukan manusia dengan cinta, tapi kenapa Tuhan memisahkan manusia dengan perbedaan?"

Sedangkan itu Mingrui kembali di buat bingung dengan keraguannya.

"Jangan berusaha memeluk sesuatu yang gak bisa buat di peluk! Digenggam aja gak bisa! Sadar, Mingrui!"

Ujian Nasional tiba.

"Semangat," bisik Mingrui yang berdiri di belakang mu.

Kamu tersenyum tanpa menjawab Mingrui.

Satu minggu sudah berlalu, sekolah sudah selesai tinggal menunggu kelulusan.

☪✝

“Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doa. Mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya.” Umi mengusap bahu kamu.

Apa Felix selama ini berdoa supaya berjodoh dengan kamu?

"Tapi-"

"Yn, anak Abi cantik sekali. Pengantin laki-lakinya pasti gak kalah ganteng."

Kamu hanya tersenyum, ada air mata di balik senyuman.

“Ya Allah dekatkanlah orang yang memang benar jodohku.”

Tidak ada pilihan lagi. Kamu harus melupakan Mingrui dari hidupmu.

“Aku berharap bisa menjadi imam yang baik, yang memimpin kamu dengan iman dan ketaqwaan,” ucap Felix dengan kesungguhan hati.

Tiba-tiba kamu merasa ada yang menggoyang tubuh mu.

Matamu terbuka. Syukurlah barusan itu hanya mimpi. Kamu memeluk leher Umi.

"Kenapa sayang? Pasti mimpi buruk," ujar Umi sembari mengusap punggung kamu.

Kamu melepaskan pelukan mu. "Umi,
Yn gak mau nikah! Yn belum siap nikah!"

Hari ini orangtua Felix datang kerumah mu. Felix dan kamu hanya bisa pasrah di jodohkan oleh kedua orangtua.

"Kalian siap menikah?" tanya Abi Felix.

Kamu dan Felix terdiam.

"Kayanya aku gak bisa. Jangan paksa Yn buat menikah dulu," ucap Felix.

Kamu mengangkat kepala.

"Kenapa, Nak Felix?" tanya Abi.

"Yn masih pengen bebas, lagian kalau aku sama Yn itu berjodoh, pasti Allah mempertemukan kita kembali. Yn masih terlalu muda untuk menikah."

Akhirnya pernikahan kamu di undur. Tapi Abi tetap memaksa agar kamu menikah dengan Felix.

⭐⭐⭐

Bersambung ...

Coba deh saranin judul yang cocok buat cerita ini apa? Aku mau ganti judul tapi gak kepikiran, ada sih, cuma kaya gak pas.

KAMU.

JANNAH.

CINTA UNTUK 2 IMAM.

Judulku itu yang di atas, tapi masih nyari yang lain. Kalau ada yang tepat silahkan sampaikan di kolom komentar. :D

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang