52. Hirap

77 16 2
                                    

Felix sampai di rumah dengan selamat. Kepulangan Felix disambut oleh keluarga tercinta.

Seluruh anggota keluarga mencium tangan Felix sebagai tanda hormat kepada kepala keluarga.

Felix mencium kening mu sebagai tanda sayang yang mendalam.

"Ciee ciee." - Harlan & Annisa.

Kamu dan Felix merasa malu di goda anak-anak.

Hari ini teman-teman Mingrui datang untuk bersilaturahmi.

"Om Hanyu~"

Begitu datang, Annisa langsung manja kepada Hanyu

Hanyu menggendong Annisa. "Raki mana?"

Annisa menjawab, "Om punya Nisa! Adek gak boleh sama Om!"

"Ciee cemburu." Zeyu menggoda Annisa sambil mencolek pipinya.

Annisa tiba-tiba menggigit jari telunjuk Zeyu.

"Akh! Annisa sakit, woy!"

Annisa melepaskan gigitan dari jari Zeyu. "Om Zeyu jahat!"

"Beneran bar-bar nih anak lo!" ucap Zeyu kepada mu sambil menunjuk Annisa.

"Drama antara Annisa dan Zeyu sampai sekarang belum berakhir," celetuk Shuyang.

"Bukannya waktu Yn hamil, si Zeyu yang paling menderita, ya?" tanya Xinlong.

"Iya. Waktu hamil Annisa 'kan Yn ngidamnya aneh-aneh," sahut Zihao.

Saat ini Felix sedang mengasuh anak-anak. Kamu memanggil Felix untuk membantu mu memasak.

Raki dari tadi tak bisa diam, terus menangis, jadi kamu memerlukan bantuan sang suami.

Annisa dan Harlan sedang bermain tangkap bola di halaman depan rumah.

"Yah, bolanya gak ketangkep," kata Annisa.

"Tunggu bentar, Kakak mau ngambil bolanya dulu!" titah Harlan.

Harlan pergi mengambil bola yang berada di luar halaman rumah.

Tiba-tiba Annisa berlari sekuat tenaga, kemudian mendorong Harlan dengan keras.

Brug!

"Annisa!!!"

Jari kamu tiba-tiba mengeluarkan darah, padahal kamu sudah berhati-hati dalam menggunakan pisau.

"Hati-hati pakai pisaunya, Sayang," ucap Felix yang ikut panik.

"Ini luka kecil, Kak, tinggal pakai plester," ucap kamu.

Harlan berlari masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil kamu dan Felix.

"Abi! Umi!"

Kalian berdua menoleh ke arah Harlan yang datang seperti lari dikejar anjing.

"Annisa!!!"

Annisa dibawa ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan kamu terus berdoa agar Allah menyelamatkan Annisa.

Dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Kamu dan keluarga langsung menghampiri Dokter.

"Keluarga Dek Annisa."

"Saya Ayahnya," ujar Felix.

"Begini, Pak-"

"Dokter bagaimana kondisi keadaan putri saya?" tanya kamu sembari menggoyangkan lengan Dokter.

"Yn sabar, tenang dulu, Sayang." Felix memeluk mu. Sedangkan Harlan terdiam dengan perasaan bersalah.

Harlan takut. Dalam pikiran Harlan saat ini pasti nantinya kamu akan marah besar kepadanya.

"Maaf, tapi nyawa pasien tidak dapat di selamatkan."

Seketika kamu langsung lemas. Felix dengan sigap menahan mu. Di susul Raki yang menangis.

Benar saja, apa yang ada di pikiran Harlan menjadi nyata. Tentang kamu yang marah besar kepadanya, hingga sampai membencinya.

Kehilangan Annisa dari kalian adalah suatu kehendak Allah SWT.

Untungnya keluarga Felix adalah keluarga yang baik. Harlan sekarang tinggal bersama ke dua orangtua Felix.

Felix berusaha menguatkan kamu. Kamu yang masih belum ikhlas kehilangan Annisa membuatmu menjadi larut dalam kesedihan.

Gara-gara kejadian ini, kamu jadi overprotektif kepada Raki yang masih balita.

La tahzan innallaha ma’ana, adalah petikan ayat yang diambil dari Alquran surah At-Taubah ayat 40 yang artinya “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”

⭐⭐⭐

Hirap artinya hilang

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang