03. Perihal Gelang Untuk Laki-laki

958 135 8
                                    

Hari ini kamu dan Umi pergi membeli Khimar ( Kerudung ) baru.

"Yn, yang ini bagus 'kan?" tanya Umi sembari memperlihatkan khimar warna hijau.

Kamu menganggukkan kepala sebagai jawaban 'iya'. Kamu menemani Umi dari tadi, tidak hanya membeli khimar, tetapi membeli kebutuhan lainnya juga.

"Khimar di sebelah sana bagus-bagus, Umi mau kesana dulu, ya."

"Iya, Mi, aku nunggu di sini aja."

Umi pergi, kamu melihat-lihat khimar yang ada di sekitar.

"Yn."

Kamu menoleh, seorang laki-laki yang sudah tidak asing berjalan ke arah mu.

"Lagi ngapain di sini?"

"Temenin Umi belanja."

Mingrui tersenyum kepada mu, kamu ikut tersenyum. Datang Umi yang sudah selesai membeli khimar.

"Yn, yuk, pulang."

Pandangan Umi tertuju kepada Mingrui yang dilihat dari bawah sampai atas.

"Halo, Tante," sapa Mingrui.

"Kamu temennya, Yn?" tanya Umi kepada Mingrui.

Mingrui menganggukkan kepala. "Saya Mingrui, temen sekelas sama Yn."

Kamu melirik wajah Umi yang sepertinya tidak suka dengan Mingrui.

"Mingrui, kita pulang duluan, ya," ungkap mu.

Mingrui masih tetap tersenyum lalu menganggukkan kepala.

Sampai di rumah kamu mengambil kresek yang isinya sayuran untuk di bawa ke dapur.

"Yn." panggil Umi.

Kamu diam tidak menoleh.

"Yang tadi itu beneran temen kamu?"

Perlahan kamu menganggukkan kepala.

"Laki-laki kok pake gelang? Udah kaya cewek aja, padahal 'kan udah jelas-jelas itu di larang sama Allah."

"Biasalah, Umi, namanya juga zaman sekarang," jawab kamu sebelum pergi ke dapur menyimpan belanjaan.

☪✝

Ini sudah larut malam tapi mata mu masih terjaga membuat kamu tidak bisa tidur.

Ucapan Umi terus menempel, seakan tidak akan hilang dari pikiran mu.

Kamu memutuskan untuk membuka handphone mencari kontak Mingrui.

Yn: Gou Mingrui. [delete]

Pesan itu tidak kamu kirimkan, melainkan kamu menghapusnya.

Yn: Udah tidur? [delete]

Kamu mematikan handphone.

Tring!

Begitu suara notifikasi terdengar kamu langsung mengecek handphone, ada sebuah pesan yang masuk, kamu membuka pesan itu.

Mingrui: Kenapa? Dari tadi mengetik terus?

Pesan Mingrui sudah kamu baca tetapi kamu memutuskan untuk tidak menjawabnya, kamu menarik selimut menutupi seluruh tubuh.

☪✝

Hari ini kamu pergi ke masjid Istiqlal untuk melakukan shalat dzuhur, rencananya setelah shalat kamu mau pergi ke warung.

Selesai shalat kamu membereskan mukena yang tadi kamu pakai, kamu keluar dari masjid memakai sandal.

Di sebrang sana terlihat Mingrui yang baru keluar dari gereja katedral. Mingrui melihat ke arah mu, kamu hanya diam saat Mingrui berjalan menghampiri.

"Hai," sapa Mingrui.

Lamunan mu buyar, di depan mu sekarang sudah ada Mingrui.

"Eh, sorry sorry," ucap mu.

"Mau pulang?" tanya Mingrui.

Kamu menggelengkan kepala. "Mau ke warung dulu sebentar."

Entah ini perasaan apa yang sedang kamu rasakan, tetapi saat kamu melihat Mingrui rasanya ada sesuatu yang aneh di hatimu.

⭐⭐⭐

Perasaan nih cerita di revisi terus deh, hehehe.

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang