69. Till Jannah

123 11 1
                                    

"Raki. Gua mau kita cerai!" titah Jihan.

"Gua gak bisa. Pernikahan ini karena permintaan Dhifa dan Allah juga tidak suka dengan perpisahan."

"Sebegitu besarnya cinta lo sama Dhifa? Sampai lo gak pernah anggap gua sebagai istri lo! Gua juga pengen diakui sebagai seorang istri, Raki."

"Gua gak bisa. Lo dan Dhifa punya tempat yang berbeda di hati gua. Bagi gua, Dhifa adalah perempuan terbaik setelah Umi didalam hidup gua."

Raki langsung mengangkat telpon yang masuk ke handphone.

"Iya. Raki segera kesana Umi!"

Raki bergegas pulang tapi Jihan berhasil menahannya.

"Gua harus pergi, Dhifa ada di rumah sakit!" protes Raki.

"Raki ... please bantu gua, perut gua sakit."

Ketika akan meninggalkan kosan, Raki melihat ada darah yang keluar turun ke kaki Jihan.

Saat Jihan kehilangan kesadarannya beruntung Raki tepat waktu menahannya.

Jihan di bawa ke rumah sakit yang sama tempat Dhifa dilarikan juga ke rumah sakit ini.

"Mama. Dhifa-"

Plak!

"Raki kamu itu bisa jaga Dhifa gak sih! Kamu sebagai seorang suami harusnya bisa bersikap adil! Semua ini salah kamu! Dhifa begini gara-gara kamu!"

Mama mertua memukuli Raki dengan penuh emosi. Abi Felix dan Umi Yn segera memisahkan.

"Raki ... udah Sayang, berhenti nangisnya."

Raki menggeleng. "Ini semua salah aku! Kalau aku gak tinggalin kamu pastinya anak kita masih selamat."

Dhifa memeluk Raki dengan erat. Ini juga terasa berat bagi Dhifa. Keduanya menangis tersedu-sedu.

Brak!

Abi Felix datang membuka pintu dengan dorongan yang keras.

"Raki, Dhifa ... JIHAN!!!"

Dhifa memaksakan diri untuk menemui Jihan, meskipun kondisinya sangat lemas dan harus di bantu kursi roda.

"Raki bantu Jihan!" titah Abi Felix.

"T-tapi Abi-"

"Gak usah banyak tapi tapian. Cepet bantu Jihan!" titah Abi Felix lagi.

Raki menghampiri Jihan yang sedang mengalami sakaratul maut. Raki membantu istrinya untuk mengucap ke dua kalimat syahadat.

Kamu berusaha menenangkan Shanum yang menangis melihat detik-detik kepergian Jihan.

Napas terakhir keluar dari mulut Jihan. Setelah Jihan berusaha mengucap dua kalimat syahadat. Sekarang jiwanya pergi berasa malaikat Izrail dan malaikat lainnya untuk pergi ke langit sebelum bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur.

Waktu cepat berlalu. Sekarang anak-anak mu akan meninggalkanmu dan Felix.

"Shanum kuliahnya sama Umi aja! Shanum gak bisa hidup tanpa Umi!"

Shanum mendapatkan beasiswa kuliah di universitas Kairo Mesir. Keluarga Raki juga mendapatkan kebahagiaan. Mereka dikaruniai seorang laki-laki yang diberi nama Muhammad dengan harapan kelak agar menjadi contoh baik seperti Baginda Rasulullah.

Dan Nadhifa istri Raki, dinyatakan sembuh dari penyakit ganas yang selama ini membuatnya tersiksa.

Sekarang rumah terasa sepi. Tinggal sepasang suami dan istri yang saling mencintai tinggal didalamnya.

"Umi. Jangan tinggalin Abi, ya. Kita pergi ke surga bareng, meskipun kita gak tahu Allah bakalan manggil siapa dulu diantara kita." kata Felix.

"Kita berdua adalah teman hidup yang sedang berjalan bersama menuju surga-Nya." kata kamu.

"Ana uhibbuka fillah." ucap kalian bersama.

Felix mendekap tubuh mu dalam balik selimut.

Malam ini kalian berdua tidur terlelap bersama dalam kehangatan cinta.

- SELESAI -

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang