42. Zainab binti Muhammad bin Abdillah

130 19 0
                                    

"Astagfirullah!"

Mingrui dan Annisa kompak melirik ke arah mu.

"Pantesan dipanggil gak dateng!"

Kedua tangan mu memegang pinggang, kesal dengan Ayah dan anak yang satu ini.

"Annisa, Umi udah peringati kamu ya, jangan main hape lama-lama!"

"Umi ~ Nisa lagi nonton."

Nisa, panggilan sayang dari Mingrui.

"Yang diajarkan itu iqra alias membaca! Bukan menonton."

Annisa cemberut, padahal Annisa sedang nonton kisah Nabi Musa di youtube.

"Nisa Sayang, kita bantu Umi beres-beres dulu yuk, nanti kita bisa nonton lagi," ajak Mingrui.

Annisa hanya mengangguk mengikuti perintah Abinya.

Hari ini Mingrui libur, jadi bisa full time menemani kamu dan Annisa di rumah.

"Gougou, sini deh duduk!"

Mingrui menghampiri mu, kemudian duduk di samping kamu.

"Kenapa, Sayang?" Tangannya mengusap kepala mu dengan penuh kelembutan.

"Kamu, pernah denger cerita tentang cinta beda iman? Antara Zainab binti Muhammad bin Abdillah dan Abu al As bin Rabi'."

"Siapa itu?"

"Zainab binti Muhammad bin Abdillah adalah putri sulung Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Ia adalah anak perempuan dari isteri Muhammad yang bernama Khadijah binti Khuwailid."

Mingrui mengangguk. "Terus?"

"Zainab menikah dengan Abu al As bin Rabi' yang merupakan anak dari bibi ibundanya bernama Halah binti Khuwailid. Pernikahan beda keyakinan ini terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat jadi Rasul."

Mingrui berpikir keras. "Oh, ternyata pernikahan beda keyakinan sudah terjadi juga ya di zaman dulu."

"Saat itu Abu al As sulit meninggalkan agama nenek moyang, hal ini membuat pernikahan mereka sulit buat di pertahankan. Kemudian suaminya ini bergabung dengan tentara dari kaum Quraisy yang memerangi Rasulullah SAW."

"Berarti, mertuanya?"

Kamu mengangguk, kemudian kembali bercerita. "Tiba perang Badar, Abu al As tertangkap menjadi tawanan umat muslim. Zainab mengirim tebusan berupa kalung hadiah pernikahan dari ibundanya demi menebus sang suami. Ketika Rasulullah melihat kalung Zainab, hatinya merasa iba atas pengorbanan putrinya. "Wahai kaum muslimin, jika kalian dapat melepaskan tawanan bernama Abu al As bin Rabi' serta mengembalikan tebusan kepada Zainab, maka silahkan kalian melakukannya," sabda Rasulullah."

"Khadijah itu istri yang paling dicintai sama Rasulullah, 'kan?"

Kamu kembali mengangguk. "Abu al As dilepaskan dan tebusan dikembalikan, tapi dengan syarat mengembalikan Zainab. Kalau mau bersama Zainab, Abu al As harus memeluk islam tanpa paksaan. Abu al As kembali ke Makkah merelakan Zainab untuk di kembalikan kepada ayahnya, Rasulullah, di Madinah."

"Tak bersama dong?"

Kamu menggeleng. "Waktu itu Zainab tengah hamil, perjalanan tak berjalan baik, kuda yang ditumpanginya di bunuh oleh tentara Quraisy. Zainab jatuh dan mengalami keguguran."

"Lalu ... akhir kisahnya, gimana?"

"Suatu hari, Abu al As dirampok kaum muslim. Abu al As teringat pada Zainab, wanita yang pernah menjadi istrinya. Abu al As mendatangi Zainab, meminta perlindungan dan meminta bantuan agar harta yang di curi dapat di kembalikan, ada harta titipan juga disana. Rasulullah mengatakan "Wahai putriku, muliakanlah tempatnya,  jangan biarkan dia menyentuhmu, karena dia tidak halal bagimu selama ia masih musryik". Beberapa kaum Muslim mecoba bernegosiasi, Abu al As akan mendapatkan hartanya asal memeluk Islam. Kaum Muslim tetap mengembalikan harta Abu al As demi kemuliaan Rasulullah SAW dan sebagai penghormatan pada Zainab. Setelah mendapatkan hartanya dan harta orang banyak yang dititipkan, Abu al As kembali ke Makkah dan mengembalikan harta yang merupakan titipan. Akhirnya, Abu al As mengucap dua kalimat syahadat, memeluk Islam dan kembali bersatu dengan Zainab."

⭐⭐⭐

Bersambung ....

Tisu mana tisu?! Udh di bilang kan, untuk kedepannya siapin tisu. 🤧🤧🤧

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang