Dirumah hanya ada kalian bertiga. Yaitu kamu, Raki dan Shanum.
"Abang!"
Mendengar teriakan Shanum kamu langsung mendatangi mereka yang sedang menonton anime lewat laptop.
"Abang jangan nakal sama Adek!" titah kamu.
"Abang gak nakal Adeknya yang baperan, Umi." Raki membela diri.
Kamu kembali ke dapur, suara kedua kakak beradik masih terdengar.
"Abang liat! Shouko Nishimiya, kasian banget." Shanum mulai menangis.
Dari dari Shanum heboh terus. Raki mengajaknya menonton anime yang berjudul 'Koe no Katachi' atau judul lainnya 'A Silent Voice'.
"Abang!!!"
Kamu kembali ke ruang keluarga, kali ini dengan membawa sepiring gorengan.
"Umi ikutan dong, kalian lagi nonton apa sih?"
"Umi sini duduk di tengah!" Shanum langsung bergeser dar Raki. Kamu duduk di antara kedua anak mu.
Ketika Raki akan mengambil goreng, kamu langsung menegurnya.
"Abang. Cuci tangan dulu!"
"Iya, Umi. Pause dulu dong!"
Shanum memberhentikan pemutaran video. Shanum juga ikut cuci tangan bersama Raki.
"Umi! Abang nakal! Liat nih baju Adek jadi basah!"
Kamu menghela napas. Shanum si bungsu memang sangat di manja oleh keluarga.
☪
"Raki, Andan mana?"
Setiap orang yang bertanya tentang Adnan kepada Raki, pasti Raki menghindari percakapan tersebut.
"Raki tunggu!"
Tangan Raki dipegang oleh seorang perempuan.
"Lepas."
"Jawab dulu! Adnan ada dimana?!"
Tangan Raki semakin di pegang dengan erat.
"Gua gak tahu Adnan dimana. Dan jangan pernah lo bahas Adnan lagi di depan gua!"
"Ini penting. Please, gua harus ketemu Adnan."
"Ada perlu apa lo sama Adnan?"
Seseorang dari balik tembok terdiam, hatinya terasa sakit saat melihat tangan Raki di pegang oleh perempuan lain.
"Ini urusan pribadi gua sama Adnan. Tolong jawab gua, dimana Adnan?"
"Gua gak tahu. Lepas tangan lo."
"Gua gak bakal lepas tangan gua sebelum lo jawab pertanyaan gua!"
"Gua udah jawab pertanyaan lo."
"Gak mungkin lo gak tahu Adnan ada dimana sekarang! Lo itu temen paling deketnya Adnan. Lo pasti tahu Adnan ada dimana!"
"Gimana kalau ada orang selain gua yang jadi temen paling deket sama Adnan? Lo harusnya tanya Ayu. Dia orang yang sekarang deket sama Adnan."
"A-ayu?"
Tangan Raki berhasil di lepas. Raki segera pergi meninggalkan perempuan ini sendiri di koridor.
☪
Setelah satu jam menunggu Shanum kerja kelompok di kelasnya, akhirnya ke dua kakak beradik ini pulang.
"Dhifa,"
Si pemilik nama menoleh, lantas tersenyum manis.
"Lo belum pulang?" tanya Raki.
"Mau pulang kok sekarang. Tadinya nunggu jemputan, tapi dikabarin barusan gak bisa jemput," jawab Dhifa.
"Bareng kita aja," ajak Raki.
Dhifa menggeleng. "Gua pulang sendiri aja."
"Udah ayo bareng!" titah Raki.
Raki mengantar Dhifa sampai ke depan gerbang rumahnya.
"Abang. Yang barusan turun siapa? Pacar, ya?"
"Bukan."
"Abang pasti lagi bohong."
Raki membacakan sebuah hadits.
"Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianati." (HR Bukhari dan Muslim)
"Terus yang barusan itu siapa? Penampilannya syar'i, cantik pula."
"Ayo pulang, Umi pasti udah nunggu kita. Dek kamu kangen masakannya Umi, 'kan?"
Abangnya yang satu ini emang paling bisa mengalihkan pembicaraan. Cukup di ganti topik ke makanan kesukaan Shanum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till Jannah
SpiritualCinta beda agama memang sulit untuk di pahami apa lagi untuk bisa di terima. Sangat sulit.