[Bang Salman masih di rumah? Kok dia belum ada di kantor]
Hamidah membaca pesan itu, dari Surya. Lantas, ia melihat jam di pergelangan tangannya, benda itu menunjukkan waktu pukul sepuluh lebih beberapa menit. Wanita itu sontak mengernyit. Hatinya bertanya-tanya. Mengapa Salman tidak ada di kantor saat ini? Apakah ada kunjungan di luar kantor? Tapi, mengapa Surya tidak tahu menahu? Ia justru bertanya pada Hamidah.
Hamidah mengetik pesan untuk suaminya.
[Mas, ada di mana? Surya bilang, Mas sedang tidak di kantor ya?]
Tak berapa lama, pesan itu mendapat jawaban.
[Ya. Di luar. Ada teman lama yang mengajakku bertemu.]
Teman lama? Siapa? Batin Hamidah bertanya-tanya. Salman hampir tidak pernah mengenalkan teman-temannya pada wanita itu.
"Eh, itu suami kamu 'kan?" Seorang teman Hamidah yang bernama Yulia bicara sambil menunjuk ke suatu tempat.
Saat ini, ia tengah menghadiri undangan makan siang yang dirancang oleh temannya tersebut di sebuah mall.
"Eh, benar loh. Itu Salman ...." Teman Hamidah yang lain menimpali perkataan Yulia. Membuat ia seketika mengikuti arah tatapan mereka.
Benar. Di sana ada Salman. Sedang berjalan dengan seorang anak kecil. Kedua tangannya menenteng beberapa kantung belanja berukuran besar. Salman nampak ceria, berjalan sambil bercanda tawa dengan anak di sebelahnya.
"Itu anak siapa, Midah? Kamu tahu?" Yulia bertanya lagi.
Hamidah yang sedang terpukau dengan tingkah ceria suaminya menggelen pelan. Perasaan wanita itu berubah jadi tak karuan. Salman tidak pernah menunjukkan sisi pribadinya yang seperti itu di hadapan Hamidah. Dengan gerakan perlahan, wanita itu beranjak, meninggalkan teman-temannya dan berjalan mendekati Salman dan si anak kecil.
"Mas!" Hamidah memanggil Salman. Laki-laki itu menoleh seketika.
"Midah?!" Salman terkejut.
"Mas sedang apa? Bukannya sedang ketemu teman?"
Salman nampak menelan saliva. Laki-laki itu gugup. "I-iya ...."
Hamidah menatap anak laki-laki yang berdiri di sisi Salman. "Ini anak siapa, Mas?"
"Anak temanku."
"Oh, teman yang Mas ceritakan tadi?"
Salman mengangguk.
"Siapa namanya?" Hamidah berjongkok di depan si anak laki-laki dan bertanya dengan wajah dihiasi senyum.
"Nama saya Angga ...."
"Oh, kamu habis belanja ya?" Hamidah menatap sekilas belanjaan di tangan Salman.
"Iya, ini semuanya buat di sekolah."
"Oh, udah mau masuk sekolah?"
Angga mengangguk penuh antusias. "Iya."
"Maaf, Midah, kami harus segera pergi. orang tua anak ini menunggu." Salman menyela percakapan istrinya dengan Angga.
"Di mana mereka menunggu?" tanya Hamidah, senyum masih menghiasi wajahnya.
"Di rumah mereka. Kami pergi dulu ya! Maaf harus pergi secepatnya, nanti kita bicara di rumah." Salman mengajak Angga pergi.
"Tapi, Mas!" Hamidah berseru. Sayangnya, Salman dan Angga sudah tak terlihat lagi. Beberapa orang remaja lewat di depan Hamidah dan menghalangi pandangannya dari kepergian dua orang itu.
Saat Hamidah kembali ke perkumpulan dengan teman-temannya, ia disambut berbagai macam pertanyaan.
"Itu suami kamu, kan?" tanya Yulia. Hamidah mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Milik Kita
RomanceAlana adalah orang tua tunggal. Dia ibu dari seorang anak bernama Angga. Mereka hidup bahagia meski kerap disandra kesulitan dan ujian hidup.