CHAPTER|Eleven

42 13 2
                                    

Satu minggu kemudian. Nara sudah di perbolehkan pulang dan ia pun sudah mulai beraktifitas seperti biasanya. Dua hari yang lalu Nara kembali masuk sekolah. Arin selaku teman sebangkunya sekaligus sahabatnya itu menyambut haru bahagia saat kedatangan Nara yang bahkan masih di ambang pintu kelas.

Jaemin yang sedang duduk manis di kursinya langsung menoleh ke arah suara dan satu temannya yang ada di ambang pintu. Ia menatap datar Nara yang saat ini sedang berpelukan ria dengan Arin. Tak lama dari itu Haechan muncul dengan tas yang ia jinjing begitu saja tampak jelas jika di dalam tas miliknya itu tidak ada isinya sama sekali. Paling hanya satu sampai dua buku catatan saja yang ia bawa.

Saat masuk kedalam kelas Haechan sudah disambut dengan drama pertemuan dua manusia yang sudah lama tak saling jumpa. Berbeda dengan Arin yang menyambut Nara dengan haru bahagia karena bisa bertemu kembali dan bisa melakukan hal random disekolah bersama-sama lagi, Haechan dan Jaemin pun menyambut Nara dengan senang tapi tidak dalam artian yang sama dengan Arin. Mereka menyambut Nara karena dari sini misi mereka akan segera dimulai.

"Wahhhh Nara udah balik sekolaaahhh. Udah sehat lo?" sambut Haechan dengan antusias. Menepuk pundak Nara beberapa kali. Disusul dengan Jaemin yang beranjak dari duduknya kemudian ikut bergabung dengan teman-temannya itu.

"Syukur deh kalo lo udah sehat Ra. Jadi si curut satu itu gak perlu uring-uringan lagi," ucap Jaemin menunjuk Arin.

"Apasih lo?! Sewot aja."

"Nyenyenyenye," cibir Jaemin.

Setelah itu Haechan dan Jaemin bertukar tatap. Mereka seperti mengerti satu sama lain dengan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

"Eh tapi lo masih inget kita kan? Gak amnesia kan lo?" tanya Haechan sambil menyentuh dahi Nara seperti sedang mengecek suhu.

"Apa sih Chan. Dia bisa sampe ke kelas dan berdiri dihadapan kita kayak sekarang ini, itu berarti dia gak amnesia! Dia inget pabo banget sih," Arin ngegas.

"Santai dong gue kan tanya Nara kenapa lo yang sewot dih."

"Jadi Nara, lo gak amnesia kan?" tanya Haechan lagi.

Nara menatap Haechan, "Udah di jawabkan sama Arin?"

Haechan terkekeh geli. Ia mengangguk anggukan kepala. Jujur ia sedikit kesal dengan jawaban Nara.

"Oke deh kalo gitu." Haechan meninggalkan mereka yang masih menatapnya itu. Ia berjalan kebelakang dimana tempat ia duduk yang langsung di ikuti oleh Jaemin ㅡtanpa berbicara sepatah kata pun.

"Kenapa sih tuh orang?" kesal Arin. Nara hanya mengedikkan bahunya sebagai tanda respon. Lalu ia mendahului Arin dan duduk di kursi miliknya.

__

Dan hari ini, hari Rabu dengan cuaca yang cukup mendung. Bahkan awan pun terlihat sudah gelap hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi saja mungkin hujan akan segera turun.

Nara duduk sendirian menatap keluar jendela kelasnya. Ia melihat awan yang terlihat seperti sudah tidak kuat menahan air yang di bawanya. Sedikit demi sedikit air hujan mulai turun dan lama kelamaan hujan semakin deras. Tanpa diberi aba-aba Nara beranjak dari duduknya ia langsung melenggang keluar kelas begitu saja.

Karena kelas sedang tidak ada guru jadi ia bebas untuk pergi keluar kelas. Haechan yang sedari tadi menatapnya dari tempat ia duduk langsung mengedarkan pandangannya mengikuti kemana Nara pergi.

Ia menepuk punggung Jaemin pelan tanpa melepaskan pandangannya sedikitpun.

"Jaem ayo kita ikutin Nara." Haechan sudah beranjak berdiri siap-siap untuk mengikuti kemana sebenarnya tujuan Nara. Jaemin yang merasa di tepuk langsung menoleh dan mengucek matanya sebentar karena ia dari tadi hanya tidur apalagi cuaca yang sangat mendukung untuk bermimpi di siang hari.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang