Jaehyun yang keukeuh dengan keinginannya, akhirnya Shua iya-kan karena ia tidak tega melihat raut wajah adiknya itu.
Sesampainya di tempat tujuan, Jaehyun langsung pamit karena ia harus segera berangkat ke kampus.
Ternyata tujuan Shua adalah rumah Arin. Saat pagi tadi, Arin sempat mengabari dirinya bahwa ia tidak akan sekolah karena alasan sakit. Begitupun dengan Shua yang memberitahu Arin, dia pun akan membolos untuk hari ini. Bedanya, Shua tanpa alasan.
Arin pun segera meminta Shua untuk ke rumahnya. Untuk apa lagi, mereka berdua pasti akan bermain layaknya remaja perempuan.
Bukan tanpa alasan Arin meminta Shua untuk datang. Ia hanya ingin menghirup udara segar dan ingin melupakan sebentar rasa lelah pada dirinya atas gempuran waktu belajar yang seakan tidak ada habisnya.
Tidak heran, karena mereka adalah siswi tingkat akhir yang akan segera memasuki bangku kuliah.
Shua memencet bel yang ada dihadapannya. Perlu waktu beberapa saat sampai akhirnya Arin membukakan pintu gerbang rumahnya.
"Kok lama?" Shua langsung disambut oleh pertanyaan Arin.
"Gue ada urusan dulu tadi."
Arin yang masih menggunakan piyama itu hanya mengangguk, lalu mempersilahkan Shua masuk.
"Kok sepi?"
"Udah biasa kali rumah gue mah. Lo kayak baru pertama kesini aja." Ujar Arin sedikit terkekeh.
Shua berdehem dan tidak menjawab Arin. Kemudian ia mengalihkan pandangannya pada foto-foto yang terpajang jelas di atas dinding.
Tanpa Shua sadari, Arin tengah memperhatikan gerak-gerik dirinya.
"Kaku amat Ra. Biasanya lo kayak mau ngerampok kalo ke rumah gue."
Nara memang sudah menganggap rumah Arin adalah rumah keduanya. Karena Nara yang seringkali bermain ke rumah Arin. Sampai orang tua Arin pernah menitipkan rumahnya dan meminta untuk menemani Arin kepada Nara karena mereka sibuk bekerja diluar kota.
Jadi, sedikit aneh jika Nara mendadak kaku dan bersikap seperti tamu pada umumnya. Duduk manis dengan badan yang tegap. Dan mata yang menelisik ke tiap sudut rumah.
"Hah?ㅡ Nggak kok. Mungkin gue udah lama nggak main kesini." Shua menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nanti siang kita main keluar."
"Loh, bukannya lo sakit?"
"Gue mau menghirup udara segar aja. Sumpek kalo di rumah terus."
Shua mengangguk.
Jujur saja ia tidak memiliki niat jahat pada Arin. Karena ia tidak ada urusan apapun dengan Arin. Shua hanya bersikap layaknya ia adalah Nara. Bisa saja ia menjauhi Arin dan orang-orang disekitar Nara. Lalu bersikap bahwa itu memang benar dirinya sendiri bukan orang lain. Tapi Shua tidak ingin menimbulkan kecurigaan orang lain terhadap dirinya.
***
Pukul 10.25 Shua dan Arin memutuskan pergi keluar. Mereka akan pergi ke tempat yang cukup jauh dari kawasan sekolah. Karena kalo sampai bertemu dengan teman-teman sekolahnya apalagi Haechan dan Jaemin, mereka pasti akan cepu .
Sesampainya di sebuah kafe yang tidak terlalu besar, Arin dan Shua langsung memilih minuman ringan untuk menemani obrolan mereka.
"Kok lo nggak masuk sekolah sih Ra? Abang lo nggak marah?" Tanya Arin saat setelah pesanan mereka datang.
Shua menggeleng. "Dia nggak tahu gue bolos."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE | Lee Jeno
Mystery / Thriller[COMPLETED] "Tentang jiwa yang terpisah dengan raga.Tentang Engkau yang mencari kebenaran atas kematian yang tak wajar." Bisakah aku melihatmu lagi?ㅡArcane. [12-2021] #4 in Thriller [090222] #3 in Thriller [040322] #2 in Thriller Terdapat; - Kekeras...