"Bagaimana?"Shua tengah duduk berhadapan dengan laki-laki yang jika dibandingkan dengan tubuh Nara saat ini, laki-laki itu terlihat lebih dewasa.
"Kita berhasil." Jawabnya.
"Bagus. Kalian buang kemana jasadnya?"
"Diaㅡ dia masih hidup,"
"Apa?!" Kaget Shua.
"Katanya kau pembunuh handal, Yuta." ejek Nara disela amarahnya.
"Kau meremehkan aku?" Ucap Yuta dengan suara beratnya.
Jika mereka berada di tempat yang sepi, mungkin Shua sudah diterkam saat itu juga oleh Yuta.
Pasca kejadian waktu itu, Shua sedikit takut pada Yuta. Ia takut Yuta akan melakukan hal berbahaya pada dirinya. Maka dari itu, saat ini ia lebih memilih bertemu Yuta di luar. Yuta sempat menolak karena dirinya yang sudah menjadi buron. Tapi, Shua memaksanya dan meminta Yuta untuk menyamar.
"Anak buah kau yang melakukannya?"
Yuta tidak menjawab. Dengan begitu, tebakan Shua sepertinya benar.
"Ternyata kau tidak becus," seru Shua.
"Ini di luar rencanaku. Saat anak buahku menikam wanita itu, sialnya ada orang yang melihat hal itu. Wanita itu langsung dibawa ke rumah sakit," terang Yuta.
"Kenapa tidak kau saja yang turun langsung, Yuta? Ini terlalu membuang waktu,"
"Lantas, bagaimana denganmu? Jika ini membuang waktu, kenapa tidak kau saja yang melenyapkan wanita itu?" cibir Yuta.
Shua mendengus, mendelik kesal.
"Jangan memutar ucapanku,"
"Aku meminta bantuan kepada kau, karena aku percaya, kau akan melakukan ini dengan cepat. Tapi nyatanyaㅡ" lanjutnya seraya tersenyum sinis.
"Aku memberimu banyak uang agar kau yang melakukannya langsung dengan tangan kotormu itu. Kenapa kau malah menyuruh anak buahmu?"
"Tangan kotorku? Dirimu yang lebih kotor. Aku tidak menyangka ada perempuan cantik tapi berhati iblis seperti kau," kata Yuta tidak terima.
Shua menyunggingkan senyuman. "Berkacalah, Yuta. Kau juga berhati iblis."
"Berarti, kita sama-sama berhati iblis, bukan?" Yuta terkekeh.
"Sudahlah. Aku sudah tidak membutuhkanmu, Yuta. Sekarang pergi dan jangan pernah hadir lagi dihadapanku," usir Shua.
Yuta tersenyum smirk. "Tidak semudah itu, cantik."
"Kau mau apa?" Tegas Shua.
"Sudah kubilang. Aku menginginkan kau." Ucap Yuta dengan smirk yang masih terukir disana.
"Brengsek!"
Yuta menghela napas, lalu mendekatkan wajahnya kehadapan Shua.
"Kalau begitu, aku akan mengganggu Jaehyun. Lagipula aku masih belum puas menyiksa dirinya setelah mengkhianatiku,"
Sungguh, siapapun yang melihat ekspresi Yuta saat ini, orang itu akan langsung merinding dan ketakutan.
Shua membulatkan matanya. "Apa hubungannya dengan Jaehyun?"
"Kudengar , dia sedang dekat denganmu," Yuta terkekeh.
Shua tidak menyangka, Yuta mengetahui bahwa dirinya akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu bersama Jaehyun.
Tapi, kenapa harus Jaehyun? Kenapa harus adiknya yang menjadi sasaran Yuta.
"Jangan sampai tangan kotormu itu menyentuh Jaehyun." desis Shua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE | Lee Jeno
Mystery / Thriller[COMPLETED] "Tentang jiwa yang terpisah dengan raga.Tentang Engkau yang mencari kebenaran atas kematian yang tak wajar." Bisakah aku melihatmu lagi?ㅡArcane. [12-2021] #4 in Thriller [090222] #3 in Thriller [040322] #2 in Thriller Terdapat; - Kekeras...