CHAPTER|Twenty two

24 6 0
                                    

Flashback..



Setelah melesaikan tugasnya Jaemin langsung berpamitan pada sang pemilik tempat dirinya bekerja.

Ia merogoh kantong celananya untuk mengambil handphone. Ia mengetik sesuatu yang di kirimkan pada seseorang.


Jaemin
Gue udah selesai shift. Lo ada di rumah gak?


Haechan
Ke rumah aja gue tau lo mau ngabisin listrik rumah gue


Melihat balasan dari Haechan dirinya sedikit terkekeh. Temannya itu seperti sudah tau kebiasaan Jaemin yang selalu melepaskan penatnya dengan bermain play station miliknya.

Terkadang Jaemin numpang tidur di rumah Haechan karena satu dan hal lainnya. Tapi bagaimanapun Haechan mencoba mengerti dengan keadaan temannya tersebut yang tidak mudah.



Jaemin
Sekalian cemilannya Chan

Haechan
Tak tau diri.


Jaemin
HAHAHAHAHA
Gerbang rumah lu jangan dulu di kunci


Haechan
Nggeh ndoro



Jaemin menutup kembali layar hpnya. Dan mencoba untuk mendengarkan musik melalui headset yang ia bawa. Seperti biasa Jaemin melewati jalan pintas yang selalu ia lewati untuk lebih cepat sampai di rumah Haechan.


.



Sedangkan di tempat lain. Haechan yang sedang selonjoran di atas karpet rumahnya menunggu kedatangan Jaemin. Tapi sampai pukul delapan lewat Jaemin belum juga datang.

Sampai akhirnya terdengar suara gerbang rumahnya di buka oleh seseorang. Ia yakin itu adalah Jaemin. Tapi tidak lama yang muncul malah ibu dan adik laki-lakinya yang sehabis pulang dari luar.

Remaja itu menghela napas. Lalu ia membuka chatroom- nya bersama Jaemin.


Haechan
Lo dimana babi

Emak gue udah pulang bentar lagi gue bakal disuruh tutup gerbang rumah

Gue males ya kalo harus bukain gerbang buat lo


Tidak ada balasan dari Jaemin bahkan tanda sudah dibaca pun tidak ada.

Haechan mencoba menghubungi Jaemin. Tapi tidak di angkat. Bukan apa-apa dirinya malas jika harus beranjak dari rebahannya yang sudah dalam posisi wenak hanya untuk membukakan gerbang.

"Ni anak kemana sih anjir,"

"Gue tunggu aja kali ya. Mungkin dia di suruh balik dulu sama bapanya," pikirnya. Kemudian ia kembali menonton drama yang sedang di putar di televisi.







"Gerbang rumah udah di tutup kak?"

Haechan mendongak melihat ibunya yang sedang berkacak pinggang sambil berdiri.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang