CHAPTER|Thirty two

29 5 2
                                    

"Oh iya, tadi kamu mau bicara sesuatu? Tentang apa?"


Jeno sedikit terkejut, ternyata Nara masih ingat dengan perkataannya tadi.

Dan saat ini, ia tiba-tiba merasa gugup. Jeno berdehem untuk sedikit menghilangkan rasa gugupnya.

"Lupakan saja."

Bukan Nara namanya jika rasa penasarannya belum terjawab, ia akan memaksa untuk segera tahu.

"Apa, sih?"

"Jangan bikin penasaran, deh!"

Nara mencoba mendesak Jeno untuk memberitahunya, apa yang sebenarnya ingin disampaikan Jeno kepada dirinya.

"Cepet jawab!"

"Kau baru kembali Nara. Lebih baik kita mencari udara segar. Ah! Atau kita temui Haechan. Kit- "

"Aku baik-baik aja." Potong Nara.

Jeno mengusap wajahnya. Nara memang benar-benar keras kepala.

"Kau benar-benar ingin tahu?"

Nara mengangguk antusias.

"Benarkah?"

"Ck!! Cepetan!!" Kesal Nara.

"Sepertinya...."

Nara fokus menunggu Jeno menyelesaikan ucapannya.

"Aku....."

"Sepertinya aku...."

"Apa!?!"  Nara sangat geram terhadap Jeno yang sangat lama mengulur waktu.

"Aku dingin!! Ya, aku dingin!! Hehehe...."

Nara mendelik. Kemudian membuang napasnya frustasi. Dari tadi ia hanya menunggu Jeno yang ingin berkata bahwa dia kedinginan? Bukan perkataan yang serius? Tutorial  membuang waktu macam apa ini?!

"Sejak kapan kamu merasakan dingin Jeno? Biasanya kamu yang selalu mengejek  aku kalo lagi kedinginan."

Jeno berlagak sedang berpikir keras. "Sejak barusan-?" Ucapnya dengan nada yang tidak meyakinkan.

"Kamu ini kenapa sih Jeno?!"

"Sudah ku bilang, aku kedinginan!"

"Sini! Aku pinjam bajumu!" Jeno menarik sweater cukup tebal yang Nara kenakan. Sepertinya Shua sedang memakai setelan baju sweater dengan celana jeans. Dan otomatis, Nara pun akan berganti pakaian sesuai dengan yang Shua pakai saat itu juga.

"Yak! Kamu ngapain Jeno!?"

"Jeno lepas!!"

Nara berusaha melepas tangan Jeno dari bajunya yang saat ini tengah ditarik-tarik oleh Jeno.

"Jeno, kamu ini kenapa?!"

"Kepala kamu kebentur, apa?!"

Akhirnya Nara berhasil melepaskan Jeno dari tubuhnya. Tangan Jeno memang sempat terlepas, tapi kemudian ia beralih memeluk Nara. Dengan alasan, ia kedinginan...

Nara berdiri, menjauhi Jeno yang seakan siap untuk menerkamnya kembali.

"Jeno lo kenapa, sih?! Lo kayak om-om kurang belaian, tau nggak?!" - ucap Nara didalam hatinya.

"Nara~~ aku kedinginan~~~" ucap Jeno. Kali ini dengan suara yang berusaha ia buat lucu dan imut seperti anak kecil.

Dengan kata lain, saat ini Jeno tengah ber- aegyo.

"Kau akan seperti ini kepadaku?! Kau ja~haa~t." Rengek Jeno.

Nara menatap Jeno dengan tidak percaya. Tunggu, apakah ini Jeno yang ia kenal? Yang selalu terlihat dingin dengan rahang yang selalu terlihat tegas dan urat-urat tangan yang terlihat kencang.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang