CHAPTER|Twenty

30 5 0
                                    

Shua yang sedang terduduk di halte bus dengan pikiran yang sedang mengingat kembali masa lalunya itu terkejut tatkala seseorang menepuk pundaknya.

Ia melihat siapa orang yang telah menepuk pundaknya itu. Dan dia mengenalnya.

"Nara kau mau kemana?"

"Ahh.. Siyeon eonni mengagetkanku! Aku baru pulang dari rumah teman. Kau sendiri?"

Wanita yang sekarang ikut duduk di sebelah Shua tersebut hanya terkekeh geli.

"Mian hehehe...,"

"Kau mau pulang? " Tanyanya lagi.

Shua hanya mengangguk.

"Ahh padahal aku ingin mentraktirmu hari ini,"

Shua berpikir sejenak. Ini kesempatan bagus untuk dirinya yang ingin memberikan beberapa pertanyaan tanpa mengundang kecurigaan Siyeon.

"Kalo begitu aku tidak jadi pulang," Shua menampakan gigi dengan polosnya. Oh iya, jangan lupa Shua masih di dalam tubuh Nara yang otomatis orang-orang yang melihatnya ia sebagai Nara bukan Shua.

Siyeon menoleh, "Hei apa ini? Tiba-tiba? Baiklah aku setuju," Siyeon tertawa sekilas.

"Ayo kita ke café!"

__

Sesampainya di café yang mereka tuju. Seperti biasa layaknya pelanggan lainnya mereka memesan sesuatu untuk mereka nikmati.

"Eonni aku sangat tidak enak,"

"Ngga papa. Kapan lagi aku mentraktir calon adik ipar." Siyeon terkekeh geli mengingat Nara adalah pacarnya Mark.

"Apasih. Aku malu tau." Shua menyembunyikan wajahnya yang sekarang sudah terlihat malu.

Shua pandai sekali ber-akting.

"Kalian udah lama pacaran?"

Shua membalas tatapan Siyeon yang seakan menunggu jawaban darinya.
Tapi sudah tentu Shua tidak mengetahui kapan Nara dan Mark menjalin sebuah hubungan. Ia tidak mengenal mereka berdua.

"Kok malah bengong sih?"

"Ahhh... Ituㅡ"

"Ya?" Siyeon seolah menuntut jawaban Shua.

"A-aku lupa. Maaf sepertinya ini efek kepalaku terbentur waktu kecelakaan waktu itu." Shua beralasan.

"Kau pernah kecelakaan? Dan kepalamu terluka?"

Shua mengangguk.

"Ahh aku tidak tau tentang ini. Mark kenapa dia tidak cerita kepadaku. Jadi bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Aku sudah membaik. Tapi dokter bilang sebagian ingatanku akan hilang karena kepalaku yang terbentur cukup keras."

Siyeon menghela napasnya. Ia menatap tubuh Nara yang ada di hadapannya itu dengan khawatir.

"Ngga papa jangan khawatirkan aku. Aku udah sehat sekarang. Tapi aku minta eonni jangan beritahu Mark ya?"

"Wae? Mark tidak mengetahuinya?"

Shua menggeleng. " Aku sengaja tidak memberitahunya. Aku takut dia akan  khawatir."

Siyeon menghela napasnya kembali. "Baiklah. Aku mengerti maksudmu."

Shua tersenyum. Ternyata Siyeon sangat gampang ia bodohi. Dan Shua teringat akan pertanyaan yang ingin ia berikan pada Siyeon.

"Eonni kau belum menjawab pertanyaanku tadi."

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang