CHAPTER|Thirteen

38 12 2
                                    

Enjoy guys!

Jangan lupa vote dan komen ya

Makasih♡

___________________

"Aku curiga dia yang sudah membunuhku. Tidak. Dia pelaku yang telah membunuhku!"

"Kamu yakin?"

Jeno menghentikan langkahnya, "Aku yakin."

"Aku tidak percaya jika Mark pelakunya. Dia orang yang sangat baik Jeno,"

"Dia baik karena kamu adalah wanita yang di cintainya! Kamu tidak tau seperti apa dia."

Nara memalingkan mukanya. Menghela napas frustasi. "Apa kamu mempunyai bukti?"

Jeno berbalik menatap mata Nara. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.

"Pikiranku sudah bisa mengingat sebagian kejadian sebelum aku mati,"

"Lalu kamu memutuskan bahwa dalam ingatanmu itu adalah Mark yang telah membunuhmu?" Nara menghela napas samar.

Jeno lagi lagi tidak bisa menjawab pertanyaan Nara. Ia tidak ingin gegabah tapi bayangan seseorang yang menembak dirinya selalu bergentayangan di dalam pikirannya. Dan dia hanya ingat satu nama yaitu Mark.

"Apa kamu melihat dengan jelas wajah siapa yang telah membunuhmu itu?"

"Jeno, kamu gak bisa memutuskan hal seperti ini hanya dari ingatanmu saja.  Itupun belum sepenuhnya kamu ingat, semuanya masih samar-samar Jeno. Aku gak mau kamu gegabah," ujar Nara dengan hati-hati. Ia sesekali membuang napasnya pelan.

Jeno tidak berbicara, ia membalikkan tubuhnya kembali berjalan meninggalkan Nara.

"Kamu mau kemana?"

"Aku ik-"

"Aku ingin sendiri." potong Jeno.

"Jangan ikuti aku." ujarnya tanpa menoleh sedikitpun kepada Nara. Ia hanya memunggungi Nara yang saat ini hanya bisa diam di tempatnya berdiri.

Setelah itu Jeno menghilang dari hadapannya. Nara bergumam, "Aku takut Jeno..."

Tidak lama Haechan dan Jaemin menghampiri Nara yang masih tidak bergerak sedikitpun. Sesekali ia mengusap air matanya tidak ingin jika teman-temannya itu melihat dirinya menangis.

"Eumm Ra?" panggil Haechan ragu-ragu.

"Ya?" Nara mengarahkan pandangannya ke depan dengan tatapan kosong.

"Lo mau ikut gue? Kita ketemu nenek siapa tau kita dapet jalan keluar,"

"Emang gak apa-apa Chan?" ucap Nara menoleh dengan mata sendu.

"Ya gapapa dong. Gue kan udah janji mau ngebantu lo. Mumpung lo ada di sini kita ketemu nenek gue aja, mau gak?" tawar Haechan.

"Gue ngikut lo aja deh," ucap Nara akhirnya. Nara dan Haechan pun pamit pergi duluan kepada Jaemin.

Rumah Haechan dan Jaemin memang  searah namun jaraknya lebih jauh rumah Jaemin. Tapi karena Jaemin yang memiliki kepentingan lain ia meminta maaf untuk tidak ikut dulu. Tapi jika kepentingannya sudah selesai ia akan berusaha menyusul.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang