ARCANE | Lee Jeno

CHAPTER|Twenty eight

"Shua?"

Jaemin menatap Haechan seakan bertanya. Pendengarannya tidak mungkin salah.

"Sorry, gue belum sempet ceritain ini sama lo." Jelas Haechan.

Karena memang waktu itu dirinya selalu lupa untuk memberitahu Jaemin. Ditambah Jaemin yang selalu sibuk dengan aktifitasnya sendiri sampai peristiwa penculikan itu terjadi.

"Nggak-nggak. Bukan itu maksud gue."

"Terus?"

"Shua yang lo maksud itu Shua Jung?"

Haechan mengangguk. Disusul oleh Jaemin yang menutup mulutnya tidak percaya.

"Kenapa? Lo tau?"

"Dia kakak perempuan Jaehyun yang udah meninggal."

***

Nara saat ini tengah bermain-main dengan beberapa kupu-kupu dihadapannya. Jeno hanya menyaksikan itu sambil menopang dagu. Sudah lebih dari setengah jam Nara hanya berdiri sesekali melompat-lompat mengejar hewan yang terus terbang disekitarnya itu.

"Kau tidak bosan?"

Nara menoleh dengan menampakkan giginya, "Pegel sih dikit."

Kemudian ia duduk disamping Jeno sambil memijit kakinya pelan.

"Mau aku pijitin?"

"Matamu!!" Pekik Nara yang disusul kekehan kecil Jeno.

Hening beberapa saat, sampai akhirnya Jeno membuka suara.

"Jika aku pulang bagaimana?"

Nara mengernyitkan dahinya. "Bolehlah itu kan rumah kamu Jeno."

Tapi Jeno menggeleng. Menambah rasa bingung di benak Nara.

"Bukan itu. Maksudku, apa boleh aku pulang ke rumah sakit lagi?"

"Kamu kangen nenek dan kakek?"

Jeno kembali menggeleng.

"Terus?"

"Memang benar aku rindu pada nenek dan kakek. Tapi, niatku yang sebenarnya bukan itu....."

"Aku hanya ingin kembali tinggal di rumah sakit sajaㅡseperti dulu." lanjutnya.

Nara merasakan hatinya tidak enak.

"Kau-" Jeno diam sesaat.

"Bagaimana jika kau sendiri?" Tanyanya dengan ragu-ragu.

Nara tidak menyangka bagaimana bisa Jeno memiliki pikiran seperti itu. Apa dia lupa, jika Nara sangat takut ketika dirinya sendirian di alam asing ini dengan penghuni yang berbeda dengan manusia.

Tidak terasa air mata Nara jatuh begitu saja. Membuat Jeno yang melihat itu sedikit terkejut.

"Apa aku salah bicara?"