CHAPTER|Twenty four

27 5 1
                                    

Nara menghela napas frustasi. "Mark lagi?"


"Kenapa? Kau tidak terima?"

Jeno malah balik bertanya seolah menuntut penjelasan dari perkataan Nara barusan.

"B-bukan itu yang aku maksud..." Lirih Nara sambil menundukan kepalanya karena tidak berani menatap netra seorang Lee Jeno.

"Mungkin saja itu bukan kasusku. Aku yakin Mark yang telah tega membunuhku." Ujar Jeno dingin.

Nara mengusap wajahnya gusar. "Terserah kau saja. Tapi firasatku mereka sedang membicarakanmu."

Setelah itu Nara memilih pergi meninggalkan Jeno. Ia kembali ke tempat dimana Haechan dan Renjun berada.

Tapi saat ia menembus pintu keluar terdapat Haechan dan Renjun yang sedang mengendap-ngendap. Nara memperhatikan mereka sampai akhirnya Haechan menangkap sosok Nara dan itu sontak membuatnya terkejut.

Haechan memundurkan langkahnya dan tidak sengaja menabrak Renjun yang sedang melihat sekitar di belakangnya. Tidak sampai disitu, akibat badan gempal Haechan, Renjun ikut terdorong kebelakang dan menginjak sebuah botol yang sempat ia hindari saat melewatinya tadi.

Sontak hal itu mengundang kebisingan.

"Lo ngapain sih ah!!"

"Posisi kita dalam bahaya nih! Gara-gara lo!" Emosi Renjun.

"Sorry.. sorry... Gue gak sengaja. Jangan salahin gue. Tuh salahin si Nara yang tiba-tiba berdiri di depan gue!" ujarnya tidak mau kalah dengan suara yang di kecilkan.

"Terserah! Gue gak peduli sama tu hantu yang lo sebutin itu. Yang pasti kita udah gak aman lagi!" ujar Renjun memastikan sekitar.

Terdengar derap langkah kaki seseorang dari arah dalam.

"Mampus!!"

Haechan dan Renjun seketika mencari tempat untuk bersembunyi. Nara yang melihat semua kejadian tersebut ikut panik. Padahal ia tidak akan terlihat.

Nara mencoba membantu teman-temannya itu untuk mencari tempat sembunyi yang aman sebagai tebusan atas kesalahannya tadi.

"Hei! Disini!" Nara menunjuk sebuah terpal biru yang di dalamnya terdapat beberapa kayu. Dan terpal tersebut berfungsi untuk menutupi kayu-kayu tersebut. Terdapat sedikit ruang yang cukup untuk Haechan dan Renjun bersembunyi walau mereka harus berhimpitan.

"Njun kesana!"

Haechan dan Renjun cepat-cepat masuk kedalam terpal tersebut. Mereka berjongkok dan saling berhimpit.

"Badan lo kegedean!"

"Tempatnya yang kecil bukan badan gue." elak Haechan.

Nara sedikit menepuk terpal tersebut untuk memberikan kode agar teman-temannya itu segera diam. Karena dua orang penjaga yang sempat Jeno dan Nara lewati tadi sudah berada di area luar untuk memastikan.

Tidak hanya berdiam diri, anak buah Yuta itu berkeliling untuk memastikan tempat tersebut benar-benar tidak ada orang lain.

Salah satu di antara keduanya mendekati tempat persembunyian Haechan dan Renjun.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang