CHAPTER|Thirty eight

30 5 4
                                    

Pagi hari, Shua lebih menyukai berangkat sekolah pagi. Dimana mungkin orang lain masih bersiap-siap, berkutat dengan sarapan paginya, atau bahkan ada yang masih tidur.

Bukan tanpa alasan ia memilih waktu pagi. Apalagi, jika bukan karena kondisi rumah yang setiap pagi ia harus mendengar percekcokan orang tuanya, dan wajah kecil Jaemin yang membuatnya semakin muak.

Inilah mengapa Shua memilih berangkat pagi. Ia hanya ingin mendapatkan sedikit ketenangan dalam hidupnya.

Saat sampai di sekolah, baru satu langkah ia menginjakkan kaki di area gerbang, orang-orang yang masih bisa dihitung oleh jari itu menatapnya, lalu saat ia menoleh orang-orang tersebut seketika mengalihkan pandangannya.

Shua hanya melewati mereka acuh. Saat masuk kelas pun, baru ada beberapa anak yang sedang duduk di kursinya masing-masing.

"Shua, kamu sungguh membuat malu nama kelas kita. Dan mencoreng nama baik sekolah."

"Apa yang kamu bicarakan?" heran Shua.

"Kamu tidak melihat komunitas  sekolah online kita? Disana sedang ramai membicarakanmu."

Shua pun mengecek HP-nya untuk memeriksa ada apa sebenarnya yang sedang ramai diperbincangkan.

Seketika Shua merasa kakinya sangat lemas. Matanya memanas, hatinya bergemuruh. Ia bertanya-tanya, siapa orang yang telah tega membuat kabar miring itu.

***

PERSELINGKUHAN SALAH SATU DONATUR PALING BERPENGARUH DI SEKOLAH, YANG TERKENAL DENGAN KEHARMONISAN KELUARGANYA.





Begitulah judul yang terpampang begitu jelas, dengan penjelasan singkat Si  Pembuat di bawahnya. Bahkan, wajah Shua telah terpajang jelas disana.

'Ini wajah dari anak donatur tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Ini wajah dari anak donatur tersebut.' Terang Si Pembuat di bawah foto Shua.

Berita tersebut sukses menarik perhatian semua siswa. Bagaimana tidak, kabar miring tersebut di sebarluaskan di komunitas sekolah mereka.

'Bukankah dia Jung Shua dari kelas 3A?'

'Ini sungguh buruk, jika sekolah kita memiliki donatur tukang selingkuh!'

'Kata harmonis hanya terlihat dari luar saja. Ternyata, pada kenyataannya, keluarga mereka hancur.'

'Ya.. apakah kalian tahu? Aku dengar dari anak-anak yang lain. Ternyata ia telah mempunyai anak laki-laki dari hasil perselingkuhannya,'

'Wahh.. ini benar-benar memalukan!'

'Enyah saja donatur sekolah seperti itu. Sekolah kita sudah kaya. Dan keluarkan anaknya dari sekolah ini!'

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang