Terduduk lima orang yang saling berhadapan dengan angin berhembus cukup kuat, karena mereka tengah berada diatas balkon rumah Haechan.Lima orang itu adalah Mark, Haechan,Jaemin, dan tentu saja Nara beserta Jeno.
Haechan sengaja mengajak Jaemin karena ia sudah yakin dia yang akan bertugas menyampaikan pertanyaan sampai jawaban antara Nara dan Mark. Dan itu pasti menguras energi,tenaga dan pikiran. Jaemin lah yang akan Haechan jadikan cadangan ketika dirinya merasa lelah untuk mengeluarkan suara.
Dan, setelah menghubungi Mark tadi, awalnya mereka akan bertemu di suatu tempat. Kebetulan Mark pun sedang berada di luar. Tapi karena Haechan yang malas untuk bepergian, akhirnya ia mengajak untuk bertemu di rumahnya saja.
"Jadi, ada urusan apa sebenernya?" Ucap Mark membuka obrolan.
"Gini, hyung. Lo tahu kan, keadaan Nara saat ini?"
Mark mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Haechan.
"Nah, sekarang pacar lo ada disini. Tepat banget dia duduk dihadapan lo sekarang."
Mark sedikit terkejut. Jadi ini alasan Haechan lebih memilih duduk agak pinggir dari hadapannya.
"Pantes lo ngga mau duduk berhadapan sama gue."
Haechan terkekeh. "Lo mau nyampein sesuatu nggak sama Nara? Lo nggak kangen gitu sama dia?"
"H-hah?" Mark seketika gelagapan.
Mark menarik napasnya sejenak. "Nara? Kamu baik-baik aja kan? Maaf, aku baru tahu sekarang atas semua yang terjadi. Kamu pasti takut."
"Aku belum bisa jadi laki-laki yang baik, Ra. Aku belum bisa jagain kamu. Saat kamu koma pun, aku nggak ada di samping kamu."
"Pada intinya, cepet kembali, ya. Aku rindu, Ra. Aku bakal usahain gimanapun caranya supaya kamu kembali kayak dulu lagi." Pungkas Mark tersenyum tulus.
Saat ini matanya sudah memerah. Mark tidak mau jika air matanya jatuh dan terlihat oleh Haechan dan Jaemin. Hancur sudah reputasi dirinya.
Dan sudah dipastikan, air mata Nara sudah meleleh sedari tadi. Ia juga rindu dengan laki-laki yang sudah lama menjadi kekasihnya itu. Saat ini, ia sangat ingin memeluknya dengan erat.
Sedangkan disebelah Nara, terdapat Jeno yang ikut mendengar semua perkataan Mark. Ia tersenyum dalam diam. Lalu menoleh memperhatikan Nara yang sedang sibuk menyeka air matanya.
"Apa aku masih punya kesempatan, Ra? Sedangkan, ada laki-laki yang begitu menyayangimu. Dan kamu, terlihat begitu mencintainya."
"Apa aku jahat, jika hadir diantara kalian?" ㅡBatinnya.
"Aaaaaaaaa.... So sweet~~," Haechan dan Jaemin sudah saling berpelukan. Seolah ikut meleleh mendengar ungkapan Mark.
"Udah, ah! Gue malu." Kikuk Mark.
Haechan dan Jaemin tertawa. Lalu mereka bingung sendiri harus mulai dari mana.
"Ra, cepet ajalah ke intinya." Bisik Haechan.
Jaemin ikut mengangguk-anggukan kepala. Masih ingat dengan Jaemin yang menyempatkan buka mata batin sebelum menolong temannya sendiri?
Yap, karena keputusannya waktu itu, akhirnya ia bisa melihat wujud Nara dan Jeno setelah sekian lamanya.
"Gue setuju, Ra."
"Bentar, Jaemin lu juga bisa liat?" Kaget Mark.
"Ya, bisalah hyung! Gue nggak buta anjir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE | Lee Jeno
Mystery / Thriller[COMPLETED] "Tentang jiwa yang terpisah dengan raga.Tentang Engkau yang mencari kebenaran atas kematian yang tak wajar." Bisakah aku melihatmu lagi?ㅡArcane. [12-2021] #4 in Thriller [090222] #3 in Thriller [040322] #2 in Thriller Terdapat; - Kekeras...