CHAPTER|Twenty seven

30 6 2
                                    

"Mark."

"Gue harus bicara sama lo."


Sang empu pun mendongak, melihat siapa yang tengah berbicara kepadanya.

"Haechan?"

Haechan duduk di kursi yang tadi sempat diduduki oleh Shua.

"Ada apa?" Mark to the point.

"Pacar lo."

Mark mengangkat alisnya sebelah. "Nara?"

Haechan mengangguk. Kemudian ia beranjak berdiri kembali.

"Lah mau kemana?"

"Pulang."

"Apasi?! Gak jelas banget lo!"

"Kita bicara soal ini dirumah gue aja. Ada temen gue lagi nunggu."


-


Sesampainya dirumah Haechan. Mereka langsung disambut oleh Renjun diambang pintu dengan senyum lebar.

Tapi seketika senyuman itu luntur saat melihat tangan Haechan yang hanya membawa satu coklat panas.

"Kok cuma satu?" Dumel Renjun.

"Lah? Lo gak ngomong mau nitip."

"Gue udah chat elo!"

Haechan merogoh saku celananya dan melihat beberapa chat masuk ke handphone miliknya. Salah satunya adalah Renjun yang spam minta dibelikan makanan atau minuman mumpung Haechan lagi diluar.

Haechan nyengir, "Sorry, gue gak buka hp."

Terdengar kekehan seseorang yang sedang selonjoran diatas karpet.

"Udahlah Njun, minta aja sama Haechan. Minum berdua biar sosweet."

Dan seketika dibalas lemparan bantal sofa yang tepat di wajah Jaemin.

"Arghh! Sakit bangsat!!"

Setelah kejadian waktu itu, luka lebam yang ada di wajah Jaemin masih berbekasㅡbegitupun dengan rasa sakitnya. Walau tidak sesakit ketika pertama kali mendapat luka tersebut.

Tubuh Jaemin memang belum benar-benar sehat. Tapi anak itu memilih untuk mencari udara segar dengan bermain bersama teman-temannya. Ketimbang didalam rumahnya sendiri hanya membuat kepalanya tambah pusing.



Renjun dan Jaemin sudah 15 menit yang lalu berada dirumah Haechan. Mereka memberitahu Haechan saat dirinya sedang diluar. Haechan sempat memberitahu teman-temannya itu jika dirinya akan mampir dulu membeli coklat panas. Setelah itu ia memasukkan handphonenya tanpa memeriksanya lagi.

Jadi tak heran jika dirinya tidak tahu ada pesan masuk dari Renjun.

"Sini bang." Akhirnya Haechan mempersilahkan Mark masuk setelah dirinya dibuat berdiri mematung melihat orang-orang yang meributkan coklat panas.

"E-eh pacarnya Nara ya?" Jaemin berbasa basi.

Mark mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Kita main ps dulu lah yukk!" Ajak Haechan bersemangat.

"Gue butuh penjelasan lo dulu." Potong Mark sebelum Renjun dan Jaemin menyaut. Alhasil mereka menutup kembali mulutnya dengan tangan yang mereka turunkan kembali.

Haechan menarik napasnya sebentar. Ia duduk menghadap Mark dengan wajah yang dibuat untuk terlihat serius.

"Kocak muka lo." Celetuk Renjun.

"Ssssuttt!" Haechan menginterupsi.

"Jadi maksud perkataan lo tadi-?"  Mark memulai duluan.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang