CHAPTER|Thirty six

22 5 1
                                    


"Mark, kantin kuy!"

Mark mengangguk lalu merangkul Jeno layaknya seorang teman yang sudah sangat akrab.

"Lepasin tangan lo!" Ujar Jeno seraya menepis tangan Mark.

"Galak amat!"

-

Sesampainya di kantin, mereka berdua memesan makanan dan minuman.

Saat makanan datang, perhatian Jeno justru teralihkan kepada seorang gadis yang baru datang bersama teman-temannya.

Mark yang menyadari hal itu, dirinya ikut melihat kemana arah pandang Jeno.

"Lo suka sama cewek itu?" Tanya Mark.

"H-hah?" Gugup Jeno.

Mark memicingkan matanya jahil. "Ngaku aja deh,lo."

"Nggak." Elak Jeno. Kemudian ia beralih fokus pada makanannya.

"Jujur aja sih sama gue. Lo suka sama Yeri?"

Jeno menatap Mark. "Lo jangan cepu, jingan."

Mark seketika tertawa puas. Tawa khas dengan suara melengking dan badan yang tidak bisa diam itu, membuat seisi kantin menoleh kepada dirinya, termasuk Yeri.

Sebagian murid ada yang kesal, datar, mengghibahi Mark , dan ada juga yang ikut tertawaㅡwalau tidak tahu apa yang sedang Mark tertawai. Mereka hanya terbawa suasana dengan acara tawa - pertawaan seorang Mark Lee.

"Santai guys! Balik lagi ke urusan perut kalian. Jangan peduliin gue." Pekik Mark dengan tangan seolah memberi kode untuk tetap tenang.

"Dari tadi kita santai ye! Lo yang heboh." Teriak salah satu murid perempuan yang tak lama memberikan jari tengah kepada Mark.

"Weh, asu!!!" Mark sudah ancang-ancang untuk mendatangi siswa tersebut.

"Udahlah, Mark." Tahan Jeno.

"Tu cewek berani banget anjir!"

"Lo mau denger cerita gue nggak?" Datar Jeno.

"E-eh, sorry, oke lanjut tuan muda."

Jeno menghela napas atas kelakuan Mark.

"Gue emang suka sama Yeri."

"Tapi...."

"Tapiㅡapa?"

"Dia udah di tembak duluan sama Jaehyun, Mark."

"Jaehyun anak kelas 3?!"

_______

Jeno membuka matanya. Ia memegang kepalanya karena terasa pusing.

"Kamu tidur?" Tanya Nara yang baru datang dengan Haechan dari belakang rumahㅡselesai membantu nenek Myo Shim.

Saat ini, mereka memang tengah berada di rumah neneknya Haechan. Sudah lama tidak berkunjung dan sekalian Nara ingin menanyakan bagaimana kelanjutan kasusnya.

"Entah." Ujar Jeno pelan.

"Hantu bisa tidur juga?" Tanya Haechan.

Nara mengedikkan bahunya. "Entah, tapi terkadang gue juga suka ngantuk. Kita juga suka tidur bareng. Kadang ketiduran di taman."

"Bentar. Kalian tidur bareng?!?" Curiga Haechan.

"NggakㅡBukan itu maksudnya!"

"Terus, tidur barengㅡ maksudnya apaan kalo bukan tidur seranjang!" Ujar Haechan menampakkan ekspresi tidak percaya.

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang