Prolog

4.5K 108 3
                                    

[ Cerita ini berlatar waktu setelah kejadian Di buku Green (Siput Lamban dan Kelinci yang menunggunya),  Author menyarankan untuk membaca buku green terlebih dulu agar pembaca lebih memahami beberapa konteks cerita.  Tapi bila ingin langsung membaca book ini tidak masalah]


Lian terbangun di malam hari untuk buang air kecil karena bisa dia rasakan kantung kemihnya sudah penuh dengan cairan yang meminta dikeluarkan. Dia membawa handphonenya melakukan aktivitas buang air kecil dengan normal. Lian berkaca, melihat dirinya yang tampak lusuh, tampak berantakan, dan tampak tidak memiliki nafsu hidup.

Beberapa minggu lalu terjadi sebuah tragedi. Lian disekap oleh beberapa wanita pelacur dan dia diperkosa. Tepatnya disiksa dan dihancurkan mentalnya oleh wanita-wanita bugil. Kejadian itu membuatnya luka berat, tidak hanya di tubuh, bahkan di psikisnya. Lian sempat trauma melihat wanita, bahwa suster wanita. Tapi setelah beberapa kali konsultasi dengan psikiater nya, Lian sedikit membaik. Sebagai anak kelas 2 SMA dia punya kehidupan yang cukup keras.

Lian melihat sosial media dan matanya tertuju pada foto-foto wanita telanjang berbikini di timelinenya. Mengingat dia punya trauma dengan perempuan telanjang, jangankan ereksi, dia bahkan akan menjerit-jerit saat bertemu di sentuh wanita. Malam itu, pertama kalinya Lian berusaha kembali melihat tubuh wanita dengan niat agar tubuhnya bisa berfungsi dengan normal.

"idup dong" ucapnya kepada Little Lian, kelaminnya yang berukuran standar dengan bulu halus yang belum sempat dia cukur.

Dia sempat di rumah sakit setengah minggu, trauma satu minggu, dan selama itu Lian baru sadar bahwa dia tidak pernah ereksi lagi. Lian berusaha mengocok batang Little Lian tapi tidak ada reaksi apa-apa, benda itu tetap lembek, dan menggantung bukannya tegak seperti pedang. Lian panik saat itu, tidak hanya foto dia juga memutar Video porno, matanya terfokus ke payudara besar milik wanita di layar handphonenya, namun tidak terjadi kebangkitan organ tubuh manapun. Little Lian tetap lemas tidak bangun dari tidur lelapnya.

Lian yang putus asa kembali ke kamarnya. Dia berbaring di kasur sedangkan Dino sahabatnya sudah tidur pulas di lantai berlapis karpet. Malam itu Dino tidur di rumah Lian karena Lian masih perlu diawasi pasca traumanya. Dino adalah teman yang baik, mengenal Lian dari mereka SD dan punya kepribadian yang menyenangkan.

Apa karena cuaca dingin makanya Little Lian tidak bangun? pikir Lian yang kembali berfokus ke kelaminnya. Dia ingin mencari di internet, tapi dia takut hasil yang keluar malah akan membuatnya semakin panik. Lian menatap langit-langit, mencoba tutup mata untuk tidur, tapi pria muda yang tidak bisa ereksi jelas merasa tidak tenang.

Dia melihat Dino yang tertidur dengan mulut menganga dan mata terlihat putih nya saja. 10 Tahun saling kenal Lian benar-benar tahu bahwa Dino yang tertidur dalam keadaan mulut menganga dan mata putih saja tidak akan terbangun bahkan bila terjadi kebakaran. Biasanya Dino seperti itu karena kelelahan atau mabuk, dan dia hanya terbangun bila tubuhnya diputar balikkan atau di siram dengan air dingin.

Lian menjentikkan jari, tidak ada reaksi. Dia menepuk nepuk bahu Dino, tidak ada reaksi juga. Lian mengambil kotak pensil di meja dan melemparnya ke perut besar Dino, tidak ada reaksi apa-apa. Dino menggaruk tubuhnya karena gatal. Saat itu baju kaos yang Dino gunakan terangkat, Lian dapat melihat perut dengan otot-otot halus berlapis lemak itu terpampang.

Dino adalah pria yang bisa dibilang kelebihan berat badan tapi dia tidaklah obesitas. Perutnya bisa dibilang punya ukiran kotak-kotak hasil dari gym yang biasa mereka datangi walaupun memang lemaknya lebih dominan. Dino hobi makan, lemaknya menumpuk di lengan, paha dan perutnya yang lumayan buncit. Hobinya juga bermain game online yang membuatnya susah untuk kurus. Tapi Dino tetaplah good looking mengingat dia adalah anak orang kaya.

Lian duduk di samping Dino sambil melihat temannya itu dengan pikiran "Kalo gue gak bisa ngaceng karena kondisi ruangan, harusnya dino juga gak bisa ngaceng". Dino yang tertidur pulas menggaruk selangkangan, memasukkan tangan ke dalam celana Boxernya dan Lian dapat melihat T-rex milik Dino tergeletak diantara bulu-bulu selangkangan itu. Kepalanya menyembul keluar dengan ukuran yang cukup besar walaupun benda itu tidak ereksi. Untuk orang dengan banyak lemak, T-rex Dino lumayan gede.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang