#19 Masa Muda : Rumah Lian

465 41 4
                                    

POV DINO

-16:00

Setelah dari toko es krim gue nganterin Patrick pulang karena dia bilang mobilnya lagi di service. Agak mencurigakan mengingat dia anak salah satu pemilik gedung tertinggi di kota, gak mungkin dia cuma punya satu mobil kan? Tapi karena gue lagi gak ada kegiatan dan males di rumah juga, mending gue anter aja sekalian.

"Lo serius ngeliat Lian ngerokok?" tanya gue karena rasa penasaran yang gak kebendung.

"Kenapa emangnya?" Patrick kelihatan santai duduk di mobil gue.

"Soalnya dia keliatan panik banget tadi. Lo liat gak apa yang dia isep? bukan ganja kan?" 

"Bukan" jawab Patrick.

"Tapi kenapa dia panik banget ya. Biasanya dia gak bakal panik kalo bahas sesuatu kecuali itu menyangkut orang tuanya, narkoba, atau ..."

"Atau apa?" tanya Patrick yang ngelirik ke arah gue dengan mata tajam.

"Sex" balas gue "Mengingat Lian itu pernah mengalami pelecehan seksual dia memang agak canggung kalau bahas sex"

"ooo" Patrick keliatan tersenyum dan tertawa kecil.

Mobil gue berhenti di depan rumah mewah Patrick "Makasih kak" ucapnya dan membuka pintu keluar.

"Kapan lo ngeliat dia ngerokok di mobil?" tanya gue lagi.

"Sepulang pesta anak basket" jawab Patrick.

"Dia ngerokok dalem mobil? mobil siapa? hari itu gue sama dia naik mobil Zaka, dan yang ada di mobil itu selama pesta cuma Zaka dan Alvin, lalu gue. Lian gak masuk ke mobil itu"

Patrick tertawa kecil dan menutup pintu mobil gue.

Gue turunin kaca mobil "Pat, jawab" ucap gue dengan suara yang cukup kuat.

"Kak Lian di mobil aku, ngisep rokokku, dan ya begitulah . Semua terjadi di malam itu" Patrick menjawab lalu membalikkan badannya.


-17:00

Gue bilang ke Lian kalau gue mau pinjem ikat pinggang buat acara nanti malam. Dia suruh gue buat dateng ke rumahnya untuk ngambil ikat pinggang itu. Gue masuk seperti biasa ke rumahnya dan ngeliat dia lagi ngetik di laptop.

"Mana?" tanya gue.

"Tuh" Lian menunjuk ke arah lemari bajunya. Gue membuka lemari itu dan memilih ikat pinggang yang gue mau. 

"Li, lo sedeket apa sama Patrick?" tanya gue sambil terus mencari ikat pinggang yang gue suka diantara beberapa ikat pinggang keren yang Lian punya.

"Kenapa tiba-tiba lo nanya tentang dia?" Lian malah nanya balik.

"Di malem pesta anak Basket, di malem lo sakit dan besoknya lo hampir pingsan disekolah. Lo ngerokok di mobil dia" ucap gue.

Lian memasang wajah terkejut dan langsung berdiri.

"Lo gak narkoba kan?" tanya gue panik "Please, lo tahu kalau kita sangat-sangat membenci narkoba"

Lian menghela nafas dan menggeleng "Gak lah, ngapain gue narkoba"

"Besoknya lo sakit-sakitan, gue curiga kalo lo sakau. Abis itu lo jarang nemuin gue ama Zaka, sering sendirian, badan lo makin kurus, gue takut kalo lo make sesuatu" ucap gue khawatir.

"Gak.. Gue gak make narkoba. Ngapain juga gue make begituan" balas Lian.

"Soalnya lo panik waktu Patrick bahas rokok" sambung gue  

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang