#39 Masa Muda : Kamar Patrick

520 40 0
                                    


Patrick membuka kancing baju Lian dan dengan ganas menyedot puting Lian dengan bibir, lidah dan giginya. Lian menahan desahan kegelian keluar dari mulutnya, terlebih saat mulut Patrick di dada kirinya sedangkan tangan Patrick dengan cekatan memelintir puting kanannya. Saat Lian sudah bertelanjang dada, Patrick menggigit tiap Abs Lian seperti memakan bongkahan roti dan meninggalkan bercak merah di sana. Gigi Patrick cukup tajam tapi tiap gigitannya terasa seperti tekanan jarum akupuntur yang membuat tiap stress di kepala Lian keluar.

Lian mendorong dan membalikkan keadaan dengan dia yang menindih Patrick sekarang. Patrick membuka pakaiannya, Lian membuka kancing celana dan menurunkan resleting Patrick lalu dia melihat celana dalam putih yang menyembunyikan batang tegang di baliknya. Lian mengecup celana dalam itu dan memainkan lidahnya disana. Patrick menurunkan celana dalamnya dan batang tegaknya mencuat keluar. Diarahkannya batang itu ke mulut Lian dan kakak kelasnya itu menghisapnya dengan erotis.

Naik turun kepala Lian dan Patrick mendesah tiap kali ujung pen1snya menabrak tenggorokan Lian.

"Ahhh kak, jangan dalem-dalem nanti aku crot" desah Patrick yang merasakan kenikmatan luar biasa sampai matanya tidak bisa membuka lebar.

Lian melepas hisapannya, lalu dia berdiri di atas kasur. Diarahkannya batangnya ke wajah tampan Patrick dan dia tampar pipi adik kelasnya itu dengan batangnya yang sudah tegang.

"Isep juga" pinta Lian sambil melepas semua celananya sehingga mereka berdua benar-benar bugil sekarang.

Patrick tersenyum dan memasukkan pen1s Lian ke mulutnya. Dia menghisap batang itu dengan sedotan yang membuat pipinya kempes ke dalam. Patrick memainkan kantung biji Lian dengan tangannya dan Lian juga menggerakkan pinggul maju mundur sampai Patrick tersedak.

"gluk, gluk, gluk, uhuk k-nt-l kakak enak banget" Puji Patrick dan kembali menindih Lian.

Bibir mereka hanya berjarak 1 ruas jari. Mereka saling tatap dan keringat menetes dari wajah Patrick ke pipi Lian.

"Siapa topnya malam ini?" tanya Patrick.

"Gue gak tahu" balas Lian.

"Kakak maunya gimana, aku fleksibel" bisik Patrick.

Lian menelan ludah "Mana kondom lo?"

Patrick merangkak di kasur, mendekati meja dan membuka laci disana. Dia mengambil satu kondom dan memberinya ke Lian. Lian meletakkan kedua tangannya ke belakang lalu kemudian menunjukkan 2 kepalan tangan ke Patrick

"Kalo lo bisa nebak kondomnya dimana, lo jadi Top" ucap Lian.

Patrick tersenyum manis melihat tingkah kakak kelasnya itu, dia memilih tangan kanan dan beruntungnya kondomnya ada disitu. Artinya Patrick menang dan dia menjadi Top.

"kakak siap?" tanya Patrick.

Lian sedikit shock tapi dia sudah tenggelam dalam rangsangan yang luar biasa.

"Pelan-pelan" bisik Lian

Lian berbaring dan mengangkat kakinya, Patrick menjilat kantung testis Lian dan lidahnya turun ke lubang kakak tingkatnya itu. Cuih, Patrick meludahi lubang itu dengan air liurnya, jarinya meraba lubang itu dari luar dan Lian yang terangsang membuat lubangnya berkedut-kedut.

"Pat" Lian merasakan rasa geli luar biasa saat Patrick meludahi dan memutar lidah di lubang itu. Patrick menghisap kulit pantat Lian sampai kemerahan, lidahnya juga bergetar diluaran anusnya tanpa rasa jijik sama sekali.

Patrick memasukkan satu jarinya dan meraba-raba tubuh Lian dari dalam. Lian bergetar kegelian dan Patrick menambah jarinya untuk masuk ke lubang itu.

"ahhh" Lian merasa tubuhnya dimasuki benda asing, tapi sentuhan Patrick dari dalam menyentuh semacam tombol yang membuat tubuh Lian dialiri darah dengan kencang "Pat, ahhh" Lian merasa batangnya sendiri meneteskan sedikit cairan walaupun Patrick masih menggunakan tangannya. Sentuhan Patrick berhasil merangsang prostatnya hingga tetesan cairan bening keluar dari lubang kencing Lian. Jari Patrick menekan-nekan tiap sudut didalam rektum Lian. Lian menutup wajahnya tapi desahannya tetap keluar, sementara Patrick terlihat bangga berhasil membuat kakak kelasnya itu merintih sakit tapi nikmat.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang