#3 : Masa Depan : Bar

1.1K 64 5
                                    

(Usia Karakter : 25)

POV DANIEL.

Sehabis dari kuburan papa gue balik ke rumah untuk bersiap pergi ke pesta ulang tahun salah satu temen gue di kampus dulu. Gue mandi sebentar, gue pilih pakaian yang sesuai dengan tema pesta, dan gue pilih salah satu dari deretan mobil yang gue punya di parkiran.

"Kamu pergi sama Ruby kan?" tanya Mama yang ngehampirin gue di parkiran.

"Ruby? Emang dia disini?"

"Iya, dia di hotel Almonde, jemput dia" balas Mama.

"Ma, ini pesta ulang tahun temen kuliah aku, kenapa aku bawa dia, dia gak kenal sama yang ulang Tahun"

"Kesian kan Ruby sendirian disini, dia kesini biar bisa ketemu sama kamu, sayang waktunya dilewatin" Mama memasang wajah cemasnya yang gue benci karena gue gak bisa nolak satu-satunya orang tua gue yang tersisa ini.

Ruby, cewek yang selama ini mama dan papa pikir cocok untuk gue. Dia anak kolega papa dan sebenarnya anaknya asik. Gue dan Ruby sempat pacaran waktu kami S2 di Amerika tapi sayangnya gue gak cocok dengan sikap liarnya yang melebihi keliaran gue.

Gue dan Ruby sebenarnya udah putus sebelum gue lulus dan balik ke Indo, tapi demi menjaga hati mama gue yang bisa pingsan kalo sedih, ya gue ama Ruby sepakat untuk diem-diem aja terkait ketidak cocokan kami.

----

"Lama amat Dick" Begitu sampai di depan hotelnya, Ruby masuk ke mobil gue dan nyosor buat nyium bibir.

"Berenti manggil gue Dick" balas gue kesal "Kalo bukan karena mama gue gak bakal ngajak lo ke party ini"

Ruby berdandan di mobil, dia punya rambut bob merah marron, bibir tipis dan mata yang lumayan sipit. Tubuhnya langsing, dengan dada yang cukup besar, bokong berisi dan pinggang yang kecil. Jelas dia adalah tipe idaman banyak pria diluar sana.

"Jangan diliatin lama-lama nanti naksir" Ruby memasang lipstik merah cerah di bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan diliatin lama-lama nanti naksir" Ruby memasang lipstik merah cerah di bibirnya. Sebenarnya dia kece banget, tapi dia cuma masa lalu gue.

"Kenapa lo harus ikut gue by, gue anter ke diskotik ya, nanti habis gue party gue jemput lagi" tawar gue ke wanita yang sekarang lagi make kontak lens di mata nya.

"Oke" Ruby mengangguk "Kalo mama lo tahu kira-kira dia bakal pingsan gak ya?" Ruby menoleh dan tersenyum.

" Ruby, Gue gak suka diancem" gue balas senyumannya dengan mata tajam menggertak.

"Daniel ku sayang, gue gak bakal ganggu kesenengan lo, lo cuma perlu anter gue ke pesta ultah temen lo itu, sampai sana gue bakal ninggalin lo kok"

Gue mengabaikan wanita itu dan menyetir dengan aman sampai tujuan.

----------------------------------------------

"Happy birthday" gue memeluk teman kuliah gue yang berulang tahun malam itu, Amarr.

Ruby menjabat tangannya juga. Amarr adalah pria keturunan timur tengah yang sepertinya membuat Ruby sedikit birahi.

"Kenalin, gue Ruby, temen Daniel" ucapnya.

"Amarr" Amarr menyalami Ruby dan tersenyum. Mata Ammar terfokus ke belahan dada Ruby yang mengkilat di bawah cahaya bar.

"Sorry gue bawa dia, dia dari Amerika dan gue satu-satunya temen dia disini" ucap Gue sambil memberikan kado ke Amarr.

"Santay, enjoy the party"

Musik dimainkan, gue menikmati pesta dan 30 menit kemudian handphone gue berdering. Gue berjalan menjauh dari kerumunan karena dapat pesan dari Bryan.

"Selamat malam pak, Maaf mengganggu waktunya, saya ingin mengabarkan bahwa saya mulai besok sudah siap untuk bekerja. Saya juga sudah membeli kacamata baru sesuai perintah anda, terima kasih banyak untuk uangnya. "

Gue tersenyum kecil dan membalas "Ok"

Eh, tapi terlalu dingin dan kesannya sok keren gitu. Gue balas "Sama-sama, tapi jangan dipaksain kalo masih ada yang sakit, istirahat aja"

mmm, terlalu panjang dan sok peduli. Jadi balas apanih biar keliatan keren tapi perduli..

Gue balas "sama-sama, semangat buat besok"

Gue juga kirim stiker kucing yang mengepalkan tangan sebagai bentuk semangat.🐱✊

Bahu gue dicolek dan beberapa teman gue dari kampus dulu menegur buat ngajak gue minum-minum di pestanya Amarr.

Beberapa gelas gue minum dan tanpa sadar gue jadi sedikit mabok. Hari semakin malam dan gue harus berhenti minum karena gue bakal nyetir. Bahaya kalo terlalu mabuk..

Gue berjalan ke WC dan muntah, tapi ternyata terjadi sesuatu yang mengejutkan. Bisa gue denger Ruby mendesah sambil menggoyangkan tubuhnya di atas Amarr yang sedang duduk di kloset. Mereka melakukan hubungan sex di WC bar dengan suara yang cukup kuat.

"ahh sayang muachh" Amarr menepok-nepok bokong berisi Ruby.

"Happy Birthday" balas Ruby dan membawa kepala Amarr ke payudaranya yang cukup besar.

Ruby menaik turunkan tubuhnya sehingga batang timur tengah Amarr yang hitam dan panjang dengan brutal menusuk vaginanya. Tidak hanya naik turun, Ruby dengan cekatan bergoyang, memutar pinggulnya dan memainkan dadanya di depan kepala Amarr.

"akhhh aku cr*t sayang" Amarr mendesah hebat...

Gue berhenti mengintip dan keluar dari sana.

######

Gue duduk di mobil sambil melihat instagram Bryan. Dia kelihatan imut banget, kacamata buletnya, senyum dan lesung pipinya, semuanya keliatan sempurna dengan badannya yang kurus tapi punya susunan otot yang kuat.

Ruby masuk ke dalam mobil dan membanting pintu.

"Gimana? enak batang timur tengahnya?" tanya gue.

"Gede sih, tapi 1 menit aja udah cr*t" Ruby menggerutu dan dengan kesal merapikan rambutnya.

"Tapi lo pake pengaman kan?"

"Ya iyalah" Ruby melirik ke arah gue.

"lo gak takut having sex sama sembarangan orang by, lo aja baru kenal Amarr hari ini" ucap gue.

"gue cuma ngasih dia kado niel, gak perlu cemburu dong"

"gue gak cemburu" balas gue "tapi lo hypersex, lo harus ke psikiater dan kontrol kecanduan sex lo"

Ruby terdiam sejenak "Ngew* yuk Niel, di hotel gue deh"

"Gak by, gue gak mood" balas gue "Emang si Amarr kurang?"

"Dia ejakulasi dini, gila kali lo, waktu kita pacaran aja kita pernah 7 ronde satu malem, lah itu si Ammar baru gue goyang dikit aja udah lemes"

Gue tertawa dan nyuruh Ruby buat masang sabuk pengaman karena kita bakalan pulang.

"Ayolah Niel.." Ruby kembali menggoda gue.

"Cari gigolo aja, atau pake dating apps" balas Gue dan tanpa sengaja menunjukkan layar HP gue ke Ruby.

"Siapa tu ganteng juga" Ruby si barbar mengambil HP gue dan ngeliatin foto Bryan.

"Anak kantor" balas gue dengan gugup.

"Lu suka sama dia?" tanya Ruby.

"Gak, gue cuma ngecek aja, dia sekretaris baru gue, jadi gue mau tahu sosial medianya"

Ruby tersenyum "halah, gue kenal lo Niel, lo aja gak posting foto wisuda lo di instagram, lo gak bakal buka sosmed kecuali untuk hal penting. se special apa anak ini hah?"

"Balikin Hp gue" gue gertak si Ruby.

"Ngew* dulu ama gue" sambung Ruby yang keliatan setengah mabuk juga.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang