#33 Masa Depan : Kasur

579 42 0
                                    


"Gue sayang sama lo Niel, gue selalu sayang. Apapun masa lalu kita. Gue gak bisa lupain itu. Gue gak tahu apakah gue bisa maafin lo atau enggak. Tapi sekarang, gue gak bisa bohong. Gue sayang sama lo, dan gue pengen bahagia sama lo.. Gue harap lo terima keputusan gue, gue tetep gak bisa maafin Daniel yang ngancurin idup gue, tapi kalau Daniel yang sekarang pengen ngebahagian gue, gue bakal kasi dia kesempatan itu"

Daniel memegang pipi Bryan. Perlahan bibir mereka semakin mendekat dan akhirnya mereka berciuman. Ciuman itu hanya berlangsung sebentar, karena Daniel melepas bibir Bryan dan langsung menurunkan kepalanya, menyibak baju pantai yang Bryan pakai. Di ciumnya pusar Bryan dan dia menghirup dengan sangat dalam pinggang Bryan yang kurus langsing.  Bryan sedikit mendonggakkan dadanya karena rangsangan yang Daniel berikan. Tonjolan tulang rusuknya terlihat dan otot perutnya lebih tercetak.

"Lo harus makan lebih banyak" bisik Daniel ke perut itu.

Daniel mengecup otot perut Bryan dan memasukkan kepalanya ke baju yang Bryan gunakan. Dia menghirup keringat Bryan seperti Hiu mencium darah. Die mulai menjilati dada dan puting Bryan sambil memijat lembut pinggul sang sekretaris. Jelas dia merasa sangatlah senang karena aktivitas seksual mereka kali ini terasa lebih damai. Mereka berdua sudah menebus dosa satu sama lain, jujur dan menerima masa lalu kelam yang pernah mereka punya. Daniel melakukan apapun yang selama ini dia ingin lakukan dengan Bryan dan Bryan menerimanya dengan tangan terbuka.

"Ahhh Niel" merasa geli dengan getaran mulut Daniel di putingnya. Bryan meliuk ke kiri kanan seperti ular. Tapi gerakan itu membuat Daniel senang dan mengigit puting Bryan yang mengeras dan menonjol. Digesek-gesekkannya gigi atasnya ke puting kecil itu.

"nghhhh" Bryan menggigit bibir bawah sambil tanpa sadar dia melepas bajunya. Membuatnya bisa melihat rambut pirang Daniel yang saat itu menyusu di dadanya seperti anak mamalia yang haus air susu.

"ahhh" Bryan mendesah lagi, Daniel perlahan naik lalu mengecup jakun Bryan yang naik turun saat dia mendesah. Daniel naik lagi hingga lidah nya bisa masuk ke mulut Bryan. Bryan yang posisinya berbaring merasakan jilatan lidah Daniel di mulutnya membuat air liur menumpuk dan harus dia telan. Jakunnya yang naik turun membuat Daniel semakin birahi dan semangat menyedot bibirnya. Ciuman mereka bukan lagi ciuman cinta, tapi ciuman nafsu seperti 2 magnet beda kutub yang saling tarik menarik. Disela-sela ciuman yang dalam itu mereka sampai harus menarik nafas panjang untuk bisa memasukkan oksigen ke paru-paru. Bagaikan orang yang menyelan, setelah menarik nafas mereka kembali menempelkan bibir dan saling menyantap.

Sekitar 5 menit bibir dan lidah mereka berkolaborasi, Daniel mengecup kening Bryan. Nafas mereka seirama, aroma keringat, liur, dan bau tepian pantai terasa sangat menggoda. Ciuman Daniel di kening Bryan membuat mereka berdua merasa tenang. Merasa yang mereka lakukan dilandaskan cinta yang dalam dan nafsu yang bertahun-tahun ditahan.

Daniel melihat wajah Bryan dengan penuh kasih sayang. Sadar dirinya tidak bisa mengecup kening Daniel yang di perban, Bryan mengambil tangan kanan Daniel dan mengecupnya. Kecupan Bryan di punggung tangannya membuat Daniel meleleh dan langsung melahap bibir Bryan yang sudah cukup bengkak. Mereka berdua lanjut berciuman, melepas baju dan celana sampai keduanya hanya menggunakan celana dalam diatas kasur dalam tenda kanopi.

Tak perduli angin malam menusuk kulit mereka. Pelukan hangat dari 2 abs perut yang bersentuhan itu membuat mereka merasa nyaman. Tangan mereka meraba tubuh satu sama lain, paha mereka bergesekan dan sambil terus berciuman puting mereka saling gesek dan sensasi gesekan itu membuat sengatan kecil di tubuh kedua pria itu.

"Tunggu" Bryan meminta Daniel untuk duduk bersila di depannya "Hitung dulu sampai 100"

"Kenapa?" tanya Daniel.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang