#18 Masa Muda : Rumah Salma

479 40 4
                                    

POV LIAN

Gue baring di sofa rumah Salma. Walaupun kami baru kenal, gue ngerasa ada kebebasan untuk gue jadi diri gue sendiri di depan dia. Bukan berarti gue gak bisa jadi diri sendiri di depan Zaka dan Alvin. Tapi mengingat mereka temen gue dari lama, entah kenapa gue gak mau mereka ngeliat gue sebagai orang yang "beda". Apalagi kalo harus terbuka tentang masalah "perhomoan" di dekat Dino, gue bisa salah tingkah.

"Jadi lo dideketin sama Patrick?" tanya Salma dan naruh 2 mangkok berisi keripik kentang di atas meja.

"Ya.. Kadang dia masih ngechat gue, spam banget malah. Kalo di sekolah dia kadang ngejer gue walaupun udah gue bilang kalo gue gak suka dideketin seagresif itu" jelas gue sambil makan dan minum snack yang disajikan.

"Dia hot banget Li, apa masalahnya?"tanya Salma.

"Gue gak siap sal, gue gak bisa open ke publik kalau gue suka sama cowok"

"Zaka sama Alvin bisa" balas Salma.

"Zaka sama Alvin udah ngelewatin banyak hal.. Dan mereka jauh lebih ganteng, lebih keren, lebih kaya dari gue. Walaupun mereka homo, orang-orang tetep bakal kagum dengan mereka berdua" jelas gue.

"Terus kalo Patrick ngajak lo pacaran diem-diem? lo terima?"

Gue berpikir sejenak dan menghela nafas "Gue akuin gue suka badan dia, badannya bagus, dan bahkan bau badannya enak.. Tapi sebatas itu, gue gak ada keterikatan secara emosional sama dia. Gak kaya gue ke.."

"Dino?" potong Salma.

"Gue sama Dino udah kenal dari kecil, dan di satu sisi gue sadar kalau sayang gue ke dia mulai berubah jadi sayang yang lebih besar. Tapi disisi lain gue gak mau ngerusak persahabatan itu" jelas gue.

"Dino straight kan? Maksud gue, jelas-jelas Patrick yang perfect suka sama lo Li, kenapa lo masih mikirin Dino yang bahkan gak bakal suka balik sama lo"

"Gue gak bisa milih perasaan gue ke siapa Sal. Kalo bisa, lebih baik gue milih bisa suka sama cewe kan?"

"Lo gak bisa milih lo suka siapa. Tapi lo bisa milih orang mana yang bisa lo deketin. Dan kalau gue jadi lo, gue gak bakal sia-siain Patrick, walaupun di saat bersamaan gue gak bakal ngelepas Dino"

Gue dan Salma melanjutkan pembicaraan sambil ngemil dengan asik. Salma bisa dibilang perempuan pertama yang ngobrol cukup panjang dan dalam selama gue hidup. Gue yang biasanya fokus ke hidup orang dan jarang memperdulikan drama hidup gue sendiri mulai sadar bahwa hidup gue ternyata punya ceritanya sendiri yang gak bisa gue tinggalin.

POV DINO

Gue turun dari treadmil dan dengan penuh keringat berjalan ke timbangan.

"Wow, lo udah turun hampir 12 Kilo Din" Zaka menepuk bahu gue dengan bangga.

"Tapi pinggang gue masih gede banget. Gue mau di prom nanti gue bisa make jas dengan sempurna" balas Gue dan mengambil barbel.

Alvin membawakan gue dan Zaka jus buah lalu melempar handuk ke gue "Kesehatan nomor 1 Din, mau badan lo selangsing apapun, kalo lo sakit, lo gak bakal bisa datang ke prom juga kan. Bagi gue badan lo udah lumayan. Yang penting gak buncit-buncit amat kan?"\

"ahhh kurang pokoknya" Gue terus berolahraga dengan semangat.

Alvin berjalan ke samping Zaka "Lo gak mau ngehentiin dia, nanti dia sakit lo kalo kebanyakan olahraga"

"Gak ada yang sakit kalo kebanyakan olahraga, muah" Zaka mencium bibir Alvin.

"Badan lo bau keringat Zak" Alvin menjauh lalu Zaka memeluknya.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang