#32 : Masa Depan : Kanopi

481 42 1
                                    


16:00

Daniel mengajak Bryan untuk pergi berkeliling pantai dengan mobil jeep mewah yang sudah terparkir di parkiran villa mereka. Bryan berkali-kali menolak tiap ajakan Daniel untuk relaksasi, liburan, dan menikmati nuansa pantai karena dia tidak ingin bersenang-senang sedangkan karyawan-karyawan mereka harus bekerja disana. Tapi Daniel terus memaksa karena baginya tugas Bryan sebagai sekretaris dan asistennya bukannya memikirkan pekerjaan karyawan yang lain. Setelah Bryan mengalah, mereka berdua naik ke jeep dan berkendara menuju sisi pantai yang sudah Daniel siapkan.

Di hadapan desiran ombak, ada sebuah tenda kankanopi di atas pasir pantai. Terlihat seperti pondok tidak permanen yang dibentuk dari kayu dan kain, lalu diisi beberapa furniture seperti kasur, kursi, dan meja makan. Ada lampu-lampu berwarna jingga di sekitar tenda dan ada rak kecil berisi snack dan minuman. Benar-benar terasa seperti liburan orang kaya. Suasana sepi karena sisi pantai itu cukup jauh dari sisi pantai lain, suasana tanpa orang lain yang tenang membuat semuanya terasa sempurna.

 Suasana sepi karena sisi pantai itu cukup jauh dari sisi pantai lain, suasana tanpa orang lain yang tenang membuat semuanya terasa sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo siapin ini semua?" tanya Bryan takjub.

"Ya.. Kapan lagi kita bisa santai di tepi pantai kan" balas Daniel dan berbaring di kasur "Tapi gak bener-bener gue sendiri lah, ada orang-orang hotel juga yang bantu"

"Lo gak pake uang kantor kan?" tanya Bryan lagi.

"Enggak lah, emang gue CEO apaan" balas Daniel.

Mereka berdua duduk menatap ke laut sambil menunggu matahari terbenam. Membicarakan hal-hal ringan di kantor ditemani angin pantai yang semakin sejuk. Mereka membahas beberapa gosip antar karyawan, membahas beberapa proyek yang bagi mereka bisa jadi bahasan ringan, dan sesekali membahas suasana pantai yang sangat menyenangkan.

"Bintang apa kabar?" tanya Daniel.

"Mungkin dia lagi nyiapin diri untuk bikin video klipnya" jawab Bryan.

"Kenapa lo suka banget sama anak itu? kita punya banyak artis di agensi dan lo lebih perhatian ke dia dibanding yang lain?"

"Cemburu?" Bryan menoleh ke Daniel.

"Jelaslah.."

"Di awal dia masuk audisi agensi kita, gue ngeliat dia makan dari kotak bekal di parkiran. Gue lihat semangat dia untuk jadi penyanyi yang terkenal dan gue bisa ngerasain tekad dia yang besar. Rasanya gue ngeliat diri gue yang dulu" jawab Bryan "Gue gak bakal bisa punya pekerjaan disini kalau hari itu lo gak dateng ngebantu gue di parkiran Daniel, dan gue juga ngasih kesempatan itu ke Bintang, kesempatan untuk bergabung ke perusahaan kita"

"Perlu gue akui suara dia bagus, muka dia ganteng, tapi bagi gue dia kurang berkarakter. Zaman sekarang media itu butuh karakter, bakat bakalan mudah dilupain kalau artis itu gak punya karakter untuk diingat" ucap Daniel.

"Dia masih muda, dia baru mau debut, dia bakalan nemuin karakternya nanti" plak, Bryan menepuk pahanya, dia menepuk nyamuk yang mulai menghampiri mereka berdua.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang