#41 Masa Muda : Jendela

410 40 4
                                    

TRIGGER WARNING!!!



Pintu Lift terbuka. Seseorang berdiri didepan Lian yang sudah babak belur. Lian langsung memeluk orang itu.

"Lian, lo kenapa?" Salma memeluk Lian.

"Pa--pat--rick" Lian tidak bisa bicara.

Salma melihat wajah Lian yang sangat ketakutan dan babak belur "Kita keluar dulu dari sini ya" 

Salma membopong Lian untuk berjalan keluar.

"Nona?" pegawai hotel menghampiri mereka yang terlihat panik dan ketakutan.

"Supir saya sudah didepan Lobi pak, bantu temen saya untuk naik ke mobil" Beberapa pegawai hotel membopong Lian menuju mobil.

Mereka semua berada diluar hotel, menuju mobil Salma dan Lian merasa aman.

GEDUBRAKKK.

Darah muncrat kemana-mana.

"AAAAAAAA" Salma berteriak histeris.

Pegawai hotel sangat shock, mereka sampai melepas Lian. Lian terjatuh ke tanah dan tidak bisa berkata apa-apa. Wajah mereka semua terkena tetesan darah. Halaman hotel dipenuhi darah, karena Patrick terjun dari jendela kamarnya.

Tubuh telanjang itu menghantam tanah seperti buah tomat yang pecah. Tulang leher Patrick patah dan keluar dari kulitnya, kaki tangannya berputar seperti manekin, dan wajahnya tampannya sekarang tanpa ekspresi tepat menatap kearah Lian. Cincin berlian sudah dia pakai di jarinya dan satu cincin dia genggam lalu menggelinding ke depan kaki Lian. 

Lian tidak bisa berkedip saat itu. Darah menyebar hingga membasahi kakinya. Orang-orang mengelilingi mereka lalu mulai menelpon Polisi dan Ambulance. Pegawai hotel membopong Lian dan Salma untuk masuk ke mobil sambil berusaha mereka tenangkan. Salma shock dan memeluk Lian. Lian mematung di dalam pelukan Salma, rasanya jantung Lian jatuh bersamaan dengan jatuhnya Patrick. 

Diluar mobil Salma, terlihat Alvin dan Zaka datang dengan panik. Zaka melihat tubuh Patrick dan langsung terduduk lemas. Alvin berlari mencari Lian dan saat melihat Lian penuh cipratan darah Alvin memeluk Lian dan Salma "Kalian gak papa?" tanyanya.

1 air mata jatuh dari mata Lian. Air mata besar yang menumpuk lalu mengalir tanda dia tidak bisa berkata apa-apa. Selain takut, sedih, trauma, dan sakit.

"Gak papa Lian, oke, semua bakalan baik-baik aja" ucap Alvin.

Lian meremas bahu Alvin saking shocknya. Zaka menghampiri mereka dan memberi kode ke Alvin kalau polisi dan ambulance sudah datang. Salma masih bisa berdiri dan masuk ke ambulance sedangkan Lian benar-benar seperti boneka yang tidak bisa apa-apa. Lian digendong masuk ambulance dan harus diberi obat penenang agar bisa menutup matanya untuk istirahat.

"Ada 1 orang di tangga darurat, meninggal karena tusukan" ucap Polisi ke polisi lainnya.

Alvin dan Zaka mendengar itu lalu masuk ke dalam hotel.

"Lo mau kemana?" tanya Zaka.

"Beli hotel ini" ucap Alvin.

"Gila lo, uang darimana?" tanya Zaka.

"Gue punya uang Zak.. uang gue cukup untuk beli setengah hotel ini" ucap Alvin.

"Kenapa kita harus beli hotel ini Vin? Gak ngotak lo"

"Lian orang yang terakhir bersama Patrick, kalau Papa Patrick beli hotel ini, dia bisa bikin bukti untuk buat Lian jadi tersangka pembunuhan" ucap Alvin.

"Kita harus ke ruang CCTV" ucap Zaka.

"Kita gak bisa bakal bisa masuk, kita bukan pemilik hotel ini" sambung Alvin.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang