#11 Masa Depan : Pantry part 2

631 49 2
                                    

"Pak?" Bryan keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya. Kedua pria itu saling menatap tubuh handukan satu sama lain sesaat sebelum Daniel mengalihkan pandangan dan memberikan Bryan celana boxer untuk dia kenakan.

Bryan masuk lagi ke kamar mandi lalu keluar dalam keadaan bertelanjang dada dan menggunakan celana boxer longgar.

"Sini." Daniel memakaikan Bryan kimono mandi dan mengarahkannya untuk berbaring di kasur dalam kondisi masih bertelanjang dada.

"Tangan anda gimana pak?" tanya Bryan.

"Gak papa." balas Daniel dan mengeluarkan salep luka bakar dari kotak obat, sebenarnya dia tidak tahu apakah obat itu masih bagus atau tidak "Saya olesin luka kamu pake salep gak papa?"

Bryan menangguk "Justru saya terima kasih banyak karena bapak peduli dengan saya."

Daniel menyingsingkan kimono mandi yang Bryan pakai sehingga dada Bryan dapat dia lihat dengan jelas. Daniel mengoleskan salep ke bagian kemerahan di dada dan perut sekretarisnya itu "masih panas?" tanyanya dengan tangan yang berusaha dia tahan agar tidak menyentuh puting coklat kemerahan yang hanya berjarak beberapa cm dari jarinya.

"Gak juga pak, setelah dibilas jadi mendingan," balas Bryan lembut.

Tangan Daniel mengusap perut langsing Bryan sambil meraba otot-otot yang cukup menonjol di perut itu. Tangannya mengolesi salep di berbagai tempat bahkan ke tempat tidak ada luka bakar disana. Daniel menjadi kehilangan kontrol dan tangannya meremas lembut dada Bryan. Menekan otot dada itu dengan wajah yang sudah sangat terangsang.

"Pak." panggilan Bryan membuat Daniel melepas tangannya "Ruangan kerja anda bagaimana?"

"Boy yang bakal bersihin, kamu istirahat aja. Kalo luka bakar kamu makin parah, kerasa sakit, gatel, atau makin perih, bilang ya. Saya bakal bawa kamu ke dokter nanti." Daniel berdiri dan memakai pakaiannya.

Bryan berbaring dengan celana boxer, kimono mandi, dada dan perut dibawah AC yang jelas membuat Daniel berusaha semaksimal mungkin untuk menahan ereksi.

"Bryan, saya turun sebentar. Kamu istirahat ya," ucap Daniel yang sudah berpakaian lebih rapi.

"Baik pak." balas Bryan dan tersenyum ke Daniel.

Daniel keluar dari ruang pribadinya, melihat Boy sedang membersihkan ruang kerja dari bekas kaca dan tumpahan kopi. Dia juga melihat Ruby duduk di lobi kantor.

"Lo beruntung gue gak mood buat ngebunuh lo by." hardik Daniel "Badan Bryan kena luka bakar karena kopi panas nya." bisiknya dengan nada marah.

"Gue udah bilang ke dia di telepon kalau kopinya jangan yang panas, ya bukan salah gue dong." jawab Ruby.

"Ya gue tetep gak bisa benerin tindakan lo. Mulai sekarang jangan datang ke kantor gue lagi."

Ruby mendekati Daniel "Gue tebak, lo pasti bisa mandi bareng sama dia, lo bisa makein obat ke badan dia, bahkan kalo lo mau, lo bisa kasih dia obat tidur dan dia bisa lo pake buat menuhin fantasi gila lo niel. Lo harusnya makasih sama gue."

Daniel melihat sekeliling. Kantor saat itu sepi, dia menampar Ruby "makasih untuk hari ini Ruby, puas lo sekarang. Sekarang gue minta lo keluar, dan kalau gue masih liat muka lo lagi, gue gak bakal segan-segan panggil security buat nyeret lo keluar dari gedung ini" ucap Daniel.

Ruby tersenyum dan menatap Daniel tajam "Kapan lo sadar Daniel. Lo ngebuat seolah-olah gue orang jahat. Sadar diri Niel, lo orang paling jahat di kantor ini"

—---------------

Daniel kembali dan melihat Bryan tertidur di kasurnya. Pria itu tertidur seperti bintang laut dengan tangan dan kaki terbuka lebar. Dada dan perutnya yang memerah terlihat mengkilat setelah di olesi salep. Daniel mendekat lalu melihat wajah damai Bryan yang terlihat sangat tampan tanpa kacamatanya. Daniel memberanikan diri untuk mengelus kepala Bryan, membelai rambutnya dan..

"Pak." Bryan bangun lalu dengan cepat duduk di atas kasur.

"oh, sorry, saya ngeliat ada laba-laba di rambut kamu." Daniel sedikit panik dan membuat alasan.

"laba-laba? di kantor sebersih ini?"

"Kayanya saya salah lihat deh." Daniel berusaha tersenyum

"mmm, luka saya gatal pak" ucap Bryan.

"Gatel aja, atau gimana? perlu saya garukin" tanya Daniel dan ingin kembali meraba-raba tubuh Bryan.

"Kayanya saya perlu ke dokter. Gatalnya beda banget, kaya di balik kulit gitu"

Daniel dengan panik membawa Bryan untuk turun dan masuk ke mobilnya.

Terong Emas dan Raksasa Jingga (ORANGE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang