05. Hauna dan Waktu

69 9 1
                                    

👋🏻👋🏻👋🏻

Malam minggu Rania seperti biasa, ia tidak keluar rumah kecuali bersama keluarga, kedua sahabatnya ataupun bisa dengan teman satu ekskul. Namun, hari ini Rania hanya menunggu waktu besok. Waktu dimana hari bersama Hauna. Melepaskan Hauna ke Malang dan membiasakan tiga orang, yaitu Rania, Mika, dan Lea.

Sepulang kumpul, Rania hanya berpikir apakah besok hari terakhir bersama Hauna? Ia harap ini hanya mimpi dan sebentar lagi Rania akan bangun. Ketika seseorang memaksakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan ya seperti ini.

"Rania!" teriak Mama Hau.

"Apa ma?" balas Rania tanpa menghampiri Mamanya.

"Nih Vanya ngajak jalan-jalan keliling komplek!" Seketika Rania lompat dari ranjangnya dan pergi lari ke bawah menemui Vanya-sepupunya. Rania hampir saja terpeleset saat di tangga akhir, tapi dengan sigap Mama Hau menangkap.

Tadi siang Vanya pergi ke rumah barunya, mungkin kedepannya Vanya akan tinggal disana sendirian. Rumah yang dibangun orang tuanya untuk dia. Rasa kesepian Rania akan bertambah, Vanya akan segera pergi paling nanti Rania yang harus nginap di rumah Vanya yang baru itu.

"Lain kali hati-hati."

"Iya ma. Barusan buru-buru soalnya kangen sama Vanya, kan nanti Vanya bakal tinggal sendiri ga sama Rani lagi." Vanya tertawa melihat wajah Rania, mereka sering berantem tapi ketika ditinggalkan akan merasa kehilangan, the real sepupu dari embrio.

"Anya, jangan ngejek gitu. Rani, nanti kamu tinggal nginep aja rumah Anya masih satu komplek kok, ya kan?" tanya Mama Hau.

"Batul banget Bu, dia aja yang lebay." Rania membalas dengan bola mata yang berputar.

"Btw jalan-jalan ke mana?"

"Jalan-jalan keliling komplek doang, tapi sabi kali jajan nasgor depan komplek."

"Boleh, ma boleh kan?" Mama Hau mengangguk.

Rania dan Vanya langsung pergi. Rania rasa bajunya tidak seperti gembel, jadi ia langsung pergi.

Sepanjang perjalanan, Rania mendengarkan cerita Vanya. Tak hanya itu, Rania pun ikut cerita. Mereka malah saling cerita random dan akhirnya jadi ghibah.

"Lo tau ga sih mantan gue yang terakhir?" tanya Vanya memulai perghibahan.

"Si Arya? Mantan yang mokondo tapi ga ganteng itu."

"Heh kebiasaan julid, dia dah punya pacar katanya satu sekolah tapi gue gatau."

"Jangan sampe tau deh, lo tuh harusnya fokus ke cowok lo sekarang deh, ya walaupun prenjone," ujar Rania sambil tertawa.

"Dasar! Btw gimana crush lu udah putus sama pacarnya belum?" Vanya pun kembali mengejek Rania.

"Ya belum lah, lagian kalau dia bahagia sama pacarnya sekarang masa iya gue minta Ya Allah putus dong mereka, kan ga mungkin."

"Iya deh, mending sih nyari lagi dari pada nunggu dia putus," balas Vanya sambil tertawa mengejek Rania.

"Dikira nyari crush kayak nyari baju aja."

Rania Dan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang