👋🏻👋🏻👋🏻
Malam hari ini Ringgam pergi tanpa pamit. Ia masih malas berbicara dengan Papanya. Mana malam ini ada acara night ride, pikiran Ringgam tidak fokus.
Sesampai di kantor, ia mencoba untuk pura-pura tidak terjadi sesuatu. Sebelum acara dimulai, Ringgam selalu mengarahkan peraturan dan berdoa.
Semua telah siap, tinggal nunggu jam 7 dan langsung cus berangkat.
"Gam, lo bawa jaket dua kagak?" tanya Naufal seperti biasa ia selalu minjam jaket Ringgam saat ada acara tertentu.
"Gam." Tapi Ringgam sama sekali tidak merespon Naufal. Hingga Naufal mencoba untuk menepuk pundaknya dan akhirnya Ringgam sadar dari lamunannya.
"Hah? Apaan."
Arga menghampiri Ringgam dan Naufal yang saling kebingungan.
"Ada apa ni?"
Naufal menjawab, "Barusan gue mau minjem jaket, tapi si Ringgam malah ngelamun. Kan gue takut bestieh," balas Naufal sambil memegang erat lengan Arga.
"Woy lu kek cewek aja sih." Arga cepat melepas paksa tangannya dari Naufal.
Ringgam tertawa melihatnya. Ia baru ingat sebentar lagi otw pergi. Semua anak Marvelus akan menyusuri kota Jakarta lebih jauh. Tadi kalau waktunya lama mereka bakal menelurusi kota Bandung, tapi tidak memungkinkan karena acara jalan malam ini terlalu mendadak.
"Gue ingetin lagi, jangan ada kebut-kebutan. Gue minta kita santai aja, kalau mau istirahat harus semua ikut!" tegas Ringgam.
"Siap!" balas semua Marvelus.
Ringgam dan Evan satu motor karena itu permintaan Rania. Biasanya Ringgam bareng Arga, dan kali ini mereka harus pisah.
"Lo bareng si Arga aja, gue yang bareng si Nono."
"Ga, gue udah janji sama kakak lo."
"Bang Nono, mau gantian ga?" tanya Evan secara tidak langsung meminta agar dirinya satu motor dengan Naufal.
"Emang boleh?" tanya Naufal yang sudah tau.
"Ga," balas Ringgam.
Akhirnya Evan mengalah untuk satu motor dengannya. Sebelum pergi, Evan ngomel lewat chat. Akibat kakaknya, ia tidak bisa bawa motor sendiri.
"Lo yakin mau bawa motor sendiri?" tanya Ringgam tiba-tiba.
"Iyalah, gue anti dibonceng."
"Jagan bilang kakak lo, gue kasih lu izin buat bawa motor lo sendiri."
"Yakin lo?" tanya Evan tidak percaya.
Ringgam mengangguk. "Kalau ada apa-apa jangan kasih tau Rania ya."
"Gampang kalau soal itu. Yang penting gue bawa motor sendiri."
Sepanjang perjalanan, Evan ngerasa bahwa dunia ini sedang berpihak padanya. Dari dulu ia belum pernah merasakan rasanya punya teman satu tongkrongan, night ride bareng, punya banyak temen.
Kali ini Tuhan mengabulkan doa-doa Ringgam. Mungkin sama halnya dengan Rania punya harapan tersendiri ketika Evan ada di sampingnya.
Evan selalu menarik senyuman manisnya, ia bersyukur betapa Tuhan kasih yang indah setelah ia menetap bersama keluarga disini.
Namun, di saat istirahat Rania spam chat ga jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rania Dan Kisah
Teen FictionSemua yang hadir dalam hidup hanyalah pelengkap. Namun, pelengkap itu bisa saja pergi dan datang kembali dalam waktu yang bersamaan. Ketika hati yang sudah berbalik dari sebelumnya harus beradaptasi kembali. "Gue, Razka dan Ringgam?" Siapa mereka...