33. Nostalgia & Luka

10 1 0
                                    

Angin masuk lewat jendela kamar yang terbuka, gelapnya malam membuat Rania ingin bernostalgia dengan buku diary. Perlahan ia membuka laci meja belajar dan duduk untuk membuka halaman pertama dari awal. Terdapat foto dua anak kecil saling merangkul dengan foto berukuran 8 x 10. Keduanya tersenyum lebar, dibawah foto itu bertuliskan kalimat.

Pertemanan ini membawa perasaan-16 April 2022

"Dah lama banget ya gue suka sama Azka, terus sekarang lupa gitu aja." Rania menatap terus foto itu.

Lalu, kembali membuka halaman selanjutnya. Masih dengan foto sama, namun beda kalimat.

Selama bertahun-tahun baru bisa ketemu lagi, walaupun kamu engga sadar kalau aku temen kecilmu-30 Juni 2022

Rania tersenyum melihat itu, ia kembali mengingat pertama kali bertemu dengan Razka.

Rania terus membuka halaman selanjutnya, ia benar bernostalgia membaca semua yang ia tulis 2 tahun yang lalu. Ia bingung dengan semua yang terjadi, Allah memang membolak-balikan perasaan hamba-Nya dalam waktu yang lama perasaan itu muncul dan dengan sekejap bisa hilang begitu saja.

"Kak." Terdengar suara teriakan itu dari arah ruang tamu. Rania berlari menghampiri suaranya dengan cepat.

"Kenapa?"

"Ini ayah bawain makanan kesukaan kamu, Evan kemana?" tanya Ayah Jaki karena tidak mendengar suara Evan sama sekali.

"Kumpul sama temennya. Btw makasih banyak ayah, raina ke kamar dulu ya." Rania pamit sambil membawa martabak manis kesukaannya.

"Kak, bilangin ke Evan jangan pulang malem banget."

"Okey ayah," jawab rania dari atas.

"Tumben banget kakak ga banyak ngobrol," kata Ayah Jaki.

Rania mendengar akan hal itu, dari atas ia menjawab, "Rania lagi sibuk baca yah, maaf ya."

"Nah gitu dong, biar Ayah ga khawatir." Rania tersenyum, lalu kembali ke kamar melanjutkan bacaan tadi.

Rania pindah posisi menjadi duduk di lantai sambil menghadap langit ditemani martabak manis dan segelas air putih.

Sudah hampir satu jam Rania duduk di lantai, setelah membaca halaman ke 20, Rania berhenti nostalgia. Saat ini ia sadar bahwa bernostalgia tidak akan mengembalikan perasaannya, apalagi di halaman itu tertera jelas kalimat yang sesuai dengan apa yang ia rasakan.

Semoga akan ada seseorang yang bisa menggantikanmu dalam pikiranku, sebab cinta sendirian itu engga enak - 05 Agustus 2022

Tiba-tiba telpon masuk dari Ringgam, ia langsung mengangkat telpon takut terjadi hal yang tidak diinginkan karena tumben Ringgam telpon tanpa chat terlebih dulu.

Rania : kenapa?
Ringgam : besok sore free engga, Ran?
Rania : free, mau ngajak jalan kah?
Ringgam : betul, ada yang mau dibicarakan. Jam 4 sore gue jemput ya, jangan lupa izin.
Rania : gue belum mengiyakan lho
Ringgam : biasanya juga gas gas ajaa
Rania : ya udah, jangan telat
Ringgam : aman ran, byee

Kini Rania memilih untuk tidur, besok berniat produktif untuk jogging bareng Mama Hau dan Vanya. Sebelum tidur, Rania memasukan diary ke kotak coklat agar tidak ada orang yang bisa membacanya, lalu di simpan di laci meja belajar.

***

Matahari mulai muncul sedikit demi sedikit. Keringat sudah membasahi pakaian Rania, sudah lama tidak pernah jogging dan sekalinya jogging bareng Mama Hau membuat Rania cape. Sedangkan Vanya, sejak tadi malah makan bubur.

Rania Dan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang