03. Pertama Kali Jalan

90 10 2
                                    

👋🏻👋🏻👋🏻

Siswa siswi SMARA berbondong-bondong keluar kelas, parkiran menjadi ramai banyak motor lalu-lalang keluar, ada yang masih mengobrol sambil duduk di motor, termasuk Ringgam yang menunggu kedatangan Rania.

Suasana hatinya sangat bahagia, terlihat dari cara Ringgam ngobrol dengan Arga. Sebagai teman dari kecil, Arga jarang melihat Ringgam sebahagia itu.

"Ada apa nih?" sambil jalan menuju motor. Motor mereka terparkir tak jauh dari motor Rania sepertinya Ringgam memang sengaja.

"Enggak ada."

"Iya dah, padahal gue ngerasa lo beda banget." Ringgan tau pasti maksud dari Arga apa, hanya ia tidak mau Arga jadi berpikir negatif.

Arga sedikit shock melihat Ringgam duduk di jok motor orang. "Gam, lo ngapain duduk di jok motor orang?"

"Santai bro, gue udah tau yang punya motor ini siapa," balas Ringgam tanpa beban.

"Bukan masalah itu, lo mau dicap apa sama kakak kelas? Gue tau sih lo orangnya santai, cuma ga gini juga Ringgam!" Arga selalu menjadi pengingat Ringgam karena Ringgam anaknya keras kepala. Tapi tetap saja Arga akan kalah kalau Ringgam terus membela diri atas apa yang ia ucapkan.

Ringgam merangkul sahabatnya itu sambil tertawa. "Lo sih yang terlalu mikirin ucapan orang, udah deh Ar ga usah dipikirin."

"Iya gue tau, tapi ya ga semua ucapan orang harus diabaikan."

"Mereka mau ngomong apa terserah yang terpenting kalo ngerasa ga salah ya udah bodo amat."

Arga melepas rangkulan Ringgam karena ia merasa geli dengan sikap Ringgam itu. "Yaelah, terserah lo aja, gue udah kasih tau ya nyet."

"Apaan lu manggil gue monyet, itu panggilan gue buat lo aja."

"Lah katanya suruh ga usah pikirin ucapan orang." Skakmat ia hanya bisa diam setelah mendengar ucapan Arga.

"Iya deh, pusing gue punya sahabat kayak lo."

Arga yang tak mau kalah, membalas ucapan Ringgam sambil mengejek. "Emang gue ga pusing sahabatan sama buaya kayak lo? Lebih pusing gue nyet."

Ringgam langsung menutup mulut Arga. "Jangan buka kartu anjir! Nanti ga ada yang bisa gue mainin."

"Anak anjing lo. Kagak takut karma apa."

"Gue bilang emak gue ya Ga."

"Bilang sono! Lagian emak lo kan ngilang."

"Anjir, dasar ya team," balas Ringgam.

"Wah, ngelunjak lo!" Seketika mereka berdua saling menatap dan tak lama mereka tertawa. "Dark jokes." ujar Ringgam dan Arga secara bersamaan.

Tak lama setelah mereka bercanda dan ngobrol juga dengan teman yang lain, orang yang ditunggu-tunggu datang juga. Rania bersama temannya, Mika dan Lea kaget melihat lelaki yang duduk di jok motor Rania. Mereka berdua melirik Rania sebagai isyarat dia siapa, Rania tidak menjawab malah tertawa kecil.

"Hallo teh," sapa Ringgam dengan sangat baik.

"Dia siapa?" tanya Rania pada Arga.

Arga sigap memperkenalkan dirinya sambil memberi salam pada Rania. "Kenalin kak, saya Arga sahabat Ringgam."

"Hai, gue Rania. Btw pake lo-gue aja."

"Iya kak."

Tak lupa, Rania memperkenalkan kedua sahabatnya. "Kenalin yang rambut gelombang dibawah itu namanya Mika, yang pake jaket wajahnya sangar namanya Azalea panggil Lea aja."

Rania Dan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang