Haii, aku kembali...
Ga semua yang kita punya, yang kita duduki, dan apa yang kita miliki, bisa terus jadi milik kita.
Hari ini waktunya upacara Rania harus segera pergi agar ga telat. Hal yang paling dibenci setiap murid ialah upacara, banyak orang berusaha tidak ikut dengan cara pura-pura sakit.
"Ma, Ayah kemana?"
"Kerjanya lembur, sekalian mau jemput adik kamu," jawab Mama Hau.
Rania tersenyum lebar mendengar ucapan Mamanya. Suatu hal yang paling ia tunggu adalah adiknya nginep di rumah. "Demi apa? Pokoknya nanti kalo dia dateng ke sini sebelum Rani pulang, harus jemput Rani."
"Kan kamu bawa motor kak" tanya Mama Hau.
"Lupa bilang kalau hari ini Rania berangkat bareng temen," jawab Rania sangat antusias.
"Yaudah, hati-hati di jalan." Rania menjawab dengan isyarat mengangkat jempol tangan.
Kebetulan yang sangat kebetulan, Rania di jemput Ringgam jadi tidak perlu memikirkan motornya. Mood hari ini sangat bagus, Rania selalu menebarkan senyuman sampai Ringgam pun heran dengan perubahan hari ini.
Rania menghampiri Ringgam yang sedang duduk di teras depan.
"Hai Igam." Sapaan indah dari Rania.
"Lagi happy ya?" tanya Ringgam.
"Kok tau, keliatan kah?" Ringgam mengangguk.
"Seneng bisa ngeliat lo happy terus kak."
Rania diam mendengar itu, lalu Ringgam sadar bahwa ucapannya terlalu frontal sampai membuat Rania tidak bicara lagi.
Rania mengabaikan ucapan Ringgam barusan pura-pura tidak mendengar sama halnya dengan Ringgam. Ia langsung naik motor Ringgam tanpa pegangan. Dengan modus Ringgam meminta Rania memegang pinggang agar tidak jatuh, namun Rania menolak mentah-mentah. Ringgam pun tak bisa memaksa, jika dipaksa ia tidak akan dekat dengan Rania lagi.
"Ran, nanti pulangnya gue anterin lagi kan?"
Rania menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Kenapa?" tanya Ringgam.
"Nanti ada yang jemput," jawab Rania.
"Siapa?"
"Banyak tanya deh," ejek Rania.
Rania berterima kasih pada Ringgam yang sudah menjemputnya untuk berangkat sekolah bareng. Baru kali ini Rania mendapatkan adik kelas yang sebaik ini, ya walaupun menyebalkan dan aneh. Jika dijelaskan lebih rinci, kenapa ia merasa senang mendapat adik kelas seperti Ringgam, pasti bakal panjang. Untuk saat ini, perasaan senang sebagai kakak kelas dan adik kelas.
Rania menyusuri koridor sekolah, ia belum melihat Mika ataupun Lea.
Di kelas terdengar sangat berisik, Rania yang baru masuk kelas serasa sedang nonton konser saking berisiknya. Kebiasaan kelasnya yang selalu nyanyi bersama atau mendengarkan musik di speaker milik kelasnya dengan volume yang keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rania Dan Kisah
Fiksi RemajaSemua yang hadir dalam hidup hanyalah pelengkap. Namun, pelengkap itu bisa saja pergi dan datang kembali dalam waktu yang bersamaan. Ketika hati yang sudah berbalik dari sebelumnya harus beradaptasi kembali. "Gue, Razka dan Ringgam?" Siapa mereka...