10. Suasana yang Indah

47 7 0
                                    

👋🏻👋🏻👋🏻

Hari ini Rania ingin satu motor dengan Evan, mereka lebih pagi berangkatnya sebelum kedua sahabat Rania datang. Ia tak ingin membuat Evan pusing dengan kelakuan Mika.

Evan yang sedang enak-enak makan harus diganggu karena Rania mengajaknya ke sekolah lebih pagi. Tapi setidaknya mereka berdua sudah makan masakan Mama Hau.

"Hati-hati di jalan." teriak Mama Hau dan Ayah Jaki bersamaan. Sedangkan kedua anaknya hanya membalas dengan anggukan dan langsung pergi ke sekolah.

Perasaan Rania lega karena sudah berangkat. Sedangkan Evan hanya merasa aneh dengan sikap kakaknya yang tiba-tiba seperti ini. Namun, dipikirannya terlintas kenapa tidak menunggu kedua sahabat kakaknya.

"Lo ga izinin gue deketin sahabat lo?" tanya Evan to the point.

"Ga."

"Kenapa?"

"Apa yang kenapa?"

"Gue tau kak, lo menghindari gue dari kedua sahabat lo kan?"

Sudah berapa kali Evan tanya tentang hal itu, namun Rania selalu mengelaknya. Beberapa meter sampai sekolah, Rania sudah muak dan akhirnya jawab dengan jujur walaupun masih menutup-nutupi.

"Gini ya, gue tau mereka suka sama siapa, gue ga mau lo naruh hati ke salah satu sahabat gue terus malah bikin lo sakit hati."

Evan mengerutkan dahinya. Lalu ia tertawa dengan alasan konyol itu. Rania tidak bisa bohong di depan Evan.

"Jadi lo takut gue patah hati atau takut sahabat lo patah hati?"

Rania diam sejenak mencari jawaban. "Keduanya sih, gue harus selektif nyari crush buat lo sama sahabat gue."

"Ribet sekali kau," balas Evan seketika menggunakan logat orang batak.

"Bukan ribet ya, tapi persiapan."

"Kak, gue ga masalah sih lo takut cuma jangan sampe rasa takut itu bikin lo sama sahabat lo pisah ya, inget!" tegas Evan.

"Iya cil," ejek Rania.

Evan kembali fokus menyetir, sedangkan Rania fokus melihat jalan dan kendaraan yang lalu lalang di jalan.

Rania sudah sampai di parkiran sekolah, ia minta Evan untuk parkir ditempat biasa ia memarkirkan motornya.

Di koridor banyak orang memperhatikan Evan dan Rania. Sebelumnya Rania belum pernah sedekat itu dengan cowok anak SMARA dan banyak orang yang tidak tahu kalau Rania punya adik cowok.

"Kak, itu siapa?" teriak seseorang entah dari mana arah suara itu.

"Adik." Akhirnya orang-orang tahu, walaupun beberapa terlihat tidak percaya. Rania membiarkan semua hal yang terjadi.

"Evan!"

Rania dan Evan membalikkan badan, arah suara itu dari belakang mereka. Ternyata Ringgam dan kawan-kawan.

"Gimana udah mendingan?" tanya Rania yang langsung fokus pada Ringgam.

"Aman."

Rania Dan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang