👋🏻👋🏻👋🏻
Jangan sedih, gue ga suka lo nangis!
Pelajaran sekolah berakhir, Rania buru-buru pergi ke parkiran menunggu seseorang menjemputnya. Lea dan Mika membiarkan Rania sendirian menunggu, takut menggangu waktu kebersamaan Rania dan dia.
Lalu, mata Ringgam fokus pada Rania yang terlihat bahwa Rania sangat bahagia.
"Ran."
Rania menoleh ke arah suara itu, ia mengabaikan Ringgam yang memanggilnya.
"Gue anter pulang ya," pinta Ringgam yang kini berdiri disebelah Rania.
"Enggak usah, gue dijemput."
"Dijemput siapa? Cowok?" Rania mengangguk dengan santainya.
Raut wajah Ringgam memperlihatkan bahwa ia tidak suka mendengar hal itu. Ringgam mencari cara agar Rania bisa pulang dengannya, lalu terlintas ide untuk mengajak Rania belajar.
"Katanya janji sama gue mau ngajarin matematika."
Rania berpikir sejenak, ia mengingat janji itu. "Lain kali aja, hari ini gue ga bisa."
"Sibuk jalan sama cowok," sindir Ringgam.
Namun, sindiran itu tidak membuat Rania sadar. Ia malah membalas ucapan Ringgam dengan santai, "Benar sekali, udah sana pulang aja. Jangan ganggu gue dulu ya."
"Enggak, Ran."
"Apa sih ga jelas, pulang aja lah," balas Rania sedikit judes.
Lalu Ringgam bertanya tentang eksul agar bisa mengulur waktu sebagai topik pembicaraan, "Kalau kumpul ekskul kapan?"
"Rutinan setiap hari sabtu," jawab Rania sambil mengingat jadwal ekskul Ruang Baca.
"Sip, gue pasti dateng sih."
"Okey," jawab singkat Rania.
Lelaki bersweater abu muda melambaikan tangannya sambil menelpon Rania bahwa dia sudah berada di sekolahnya. Dia memakai helm full face jadi tidak terlihat wajahnya seperti apa dan kira-kira umur berapa.
Rania lari ke arahnya, mengabaikan Ringgam yang dari tadi menemaninya. Kali ini, Rania seperti tidak kenal dengan Ringgam, pergi tanpa pamitan membuat suasana hati Ringgam panas.
Lalu ia teringat untuk mengikuti motor Rania menggunakan motor Agra. Ringgam tau kalau Arga tidak akan meminjamkan motornya dengan mudah.
"Barter motor dulu gimana Ga?"
"Enggak deh, gue sayang sama si Rio." Arga dan teman-teman yang lain sedang kumpul di pojok kantin.
"Tumben barter motor ke si Arga?" tanya Zio.
"Ada apa nih?" Naufal pun ikut kepo.
Ringgam ingat kalau motor Arga boros sekali bensinnya. Tanpa berpikir panjang, Ringgam negosiasi. "Gue isi bensin lo selama seminggu, cepat biarin gue pake motor lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rania Dan Kisah
Подростковая литератураSemua yang hadir dalam hidup hanyalah pelengkap. Namun, pelengkap itu bisa saja pergi dan datang kembali dalam waktu yang bersamaan. Ketika hati yang sudah berbalik dari sebelumnya harus beradaptasi kembali. "Gue, Razka dan Ringgam?" Siapa mereka...