Jake menatap lurus, melipat bibirnya seperti sedang menahan tawa. Jujur Sunghoon tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran manusia yang sedang berada di bawahnya ini. Bahkan disaat tubuhnya sudah terpojok dengan kedua tangan terkunci erat oleh Sunghoon, Jake masih saja tidak menunjukan tanda-tanda ketakutan di wajahnya.
"Kenapa lo?" kedua alis Sunghoon berjengit tinggi, hingga keningnya mengkerut.
Jake tidak bisa lagi menahan tawanya, ia tergelak kencang dengan wajah merah padam dan garis mata yang melengkung cantik. Entah apa yang ada di pikiran Jake saat ini, yang jelas seharusnya dia merasa takut bukan alih-alih tertawa lucu seperti itu.
"Kamu serius mau jadiin aku bantal?"
Jake menggeser tubuhnya, "Ini loh Sunghoon bantal, empuk kayak gini juga." Benar saja. Belum ada beberapa jam bersama Jake, Sunghoon sudah merasa mati langkah.
Kepolosan Jake ternyata mampu membuat kepala Sunghoon berdenyut nyeri.
Bego banget gue!
Refleks Sunghoon beringsut dari posisinya, lalu duduk di pinggiran ranjang. Dia mendengus seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
"Jadi tidur nggak?"
Sunghoon mebelalak kaget melihat Jake kini sudah duduk di sebelahnya.
"Enggak!"
Jake mengerutkan dahi, "Kenapa?"
"Udah nggak ngantuk!" jawab Sunghoon malas.
"Bisa gitu ya?"
"Iya gara-gara lo!"
"Kok aku?" tanya Jake bingung.
"Lo berisik!"
"Kamu tuh nggak bisa ya, sehari nggak marah-marah. Nanti cepet tua loh, terus ada kerutan di sini nih." Jake menyentuh dahi Sunghoon dan membuat cowok itu menjauhkan wajahnya.
"Senyum dong, Sunghoon. Aku nggak pernah liat kamu senyum kayaknya."
"Bodo!"
Jake terkikik geli, "Kamu tuh kalo ngomel suaranya sampe keras gitu, emang nggak takut suaranya abis?"
"Lo kok bawel banget sih!" kesal Sunghoon menghadapi kepolosan Jake, "Keluar sana!"
"Senyum dulu dong, biar aku nggak takut ninggalin kamu sendirian di sini."
"Apaan coba?" Sunghoon mengerutkan dahinya lagi.
"Takut suara kamu habis kalo kebanyakan ngomel."
Sunghoon menghela napas. Kesabarannya sudah habis untuk menghadapi Jake. Entah apa yang ada di dalam pikiran cowok itu hingga berani melontarkan kata-kata meledek padanya.
"Lo mau keluar sendiri apa gue seret?"
Jake menyengir, lalu menggeleng. "Iya-iya keluar sendiri."
Jake turun dari atas ranjang sambil memperbaiki celanya yang tersingkap sedikit. Lalu menatap Sunghoon lagi masih dengan senyum sumringah miliknya.
"Kemarin kita kan nggak jadi belajar, aku ganti hari ini aja ya? Jadi dua kali belajarnya."
Sunghoon mendesis, mengacak rambutnya kesal. Apalagi sekarang?
"Lo nggak capek apa belajar mulu? Gue males!"
"Nggak boleh males-malesan. Sebentar lagi kita kan ujian semester, kata Oma nilai kamu nggak boleh di bawah rata-rata."
"Penting banget apa dengerin tuh nenek-nenek!"
"Hush ngomongnya! Kualat loh."
"Gue kebal sama kualat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Teen Fiction[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...