15 ♡ obat

8.3K 1.2K 98
                                    

"Sunghoon, bangun dulu sebentar." Jake sudah membawa semangkok bubur dan beberapa bungkus obat, "Makan dulu."

Sunghoon hanya memandangi mangkok itu tanpa ekspresi, membiarkan Jake juga
menatapnya dengan senyuman kecil. Sunghoon beringsut duduk.

"Kamu bisa makan sendiri 'kan?"

"Menurut lo?" Sunghoon mendengus. "Nih, nggak liat tangan gue diperban!" lalu menunjukkan tangannya yang sebenarnya masih bisa untuk memegang sendok.

"Iya-iya... kamu tuh marah-marah mulu, tinggal bilang aja kalo mau aku suapin, kok susah banget." Jake mengaduk bubur yang ada di tangannya.

Percayalah, jika Jay, Ni-ki dan Heeseung mendengar ucapan Jake barusan, Sunghoon yakin ketiga temannya itu sudah tergelak sangat kencang.

"Lo tuh harus peka," sahut Sunghoon. "Udah tau tangan gue luka-luka gini, masih aja lo nanya."

"Tapi tadi kamu bisa bawa motor sampe ke rumah aku?"

Sunghoon meringis kesal, "Jadi lo nggak ikhlas?"

"Ikhlas-ikhlas." Jake menyengir, membuat kedua matanya menyipit.

"Yaudah buka mulutnya," Jake mulai menyodorkan sendok berisi bubur ke arah Sunghoon. Cowok itu membuka mulutnya, melahap bubur buatan Jake.

Beberapa saat hanya sunyi yang melingkupi keduanya. Jake masih terus memasukan sendok bubur ke dalam mulut Sunghoon, dan cowok itu memakannya dengan lahap.

"Lo nggak sekolah?" tanya Sunghoon kemudian.

"Aku nggak bisa ninggalin kamu dengan keadaan kaya gini." ujar Jake sambil memberikan Sunghoon minum, "Aku juga udah bilang Jungwon."

Sunghoon berdehem, lalu melihat pandangannya. "Orang tua lo nggak tinggal di sini?"

"Ibu aku udah meninggal pas ngelahirin aku."

"Maaf—"

"Nggak papa," sela Jake saat tahu Sunghoon akan mengatakan maaf.

Sunghoon mengangguk paham, "Kalo bokap lo?" tanyanya lagi sambil meminum air putih pemberian Jake tadi.

Jake terdiam sebentar lalu tersenyum sendu, "Aku nggak tau Ayah dimana, Ayah pergi ninggalin aku sama ibu, pas ibu lagi hamil aku."

Sunghoon hampir tersedak air yang dia minum. Sunghoon memandang ke belakang kepalanya lalu berdehem sedikit ke bawah rasa tidak enak karena bertanya terlalu jauh.

Baik Jake maupun Sunghoon membiarkan hening mengambil alih. Sampai Jake lah yang memecah lebih dulu.

"Kata anak-anak di sekolah, kamu ikut balapan liar? Bener kamu luka-luka kayak gini karena itu?" Jake meletakan mangkok buburnya di atas meja, "Sama cowok yang kemarin lagi?"

"Lo nggak perlu tau."

"Kenapa sih kamu suka banget ikut balapan kayak gitu? Bahaya Hoon, nih lihat muka kamu jadi biru-biru gitu," Jake menyentuh lebam biru di pipi kiri Sunghoon.

Sunghoon menjauhkan tangan Jake dari pipinya.

"Lo berisik! Bisa nggak lo diem aja sehari, bingung gue, badan lo kecil tapi nggak ada capeknya ngoceh mulu."

Jake tersenyum sumringah. Seakan tidak terpengaruh dengan kalimat Sunghoon barusan.

"Iya dong, aku kan bukan kamu yang seneng ngomel-ngomel." Jake terkekeh. Sunghoon hanya mendelik kesal menatapnya. "Yaudah, kamu minum obat dulu, biar nanti cepet sembuh." titah Jake.

Minum obat? Sunghoon merasa dia tidak butuh obat, karena sakit yang dia rasa adanya di sudut hati terdalam, luka yang dia sendiri pun tidak tahu seperti apa obatnya.

{SUDAH TERBIT} Started with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang