Tidak Sunghoon, tidak juga Heeseung, kedua cowok itu memang sulit sekali menghargai waktu. Jam tujuh yang Heeseung janjikan pada Jake berubah menjadi jam tujuh lewat dua puluh menit. Jika bukan karena Jake membutuhkan bantuan Heeseung, mungkin dia lebih memilih untuk tidur di rumah ketimbang menunggui Heeseung di depan gang selama 20 menit.
"Sebelum ketemu Sunghoon, kita beli baju dulu ya."
"Kamu mau beli baju?"
"Gue mau beli baju buat lo."
Mendengar itu tentu saja membuat kerutan dalam di dahi Jake, "Baju aku ada banyak kok di rumah."
Heeseung terkekeh menanggapi kepolosan Jake. "Bukan itu maksud gue. Lo mau ketemu Sunghoon kan?" Jake mengangguk. "Nah, Sunghoon sekarang lagi ada di tempat yang nggak bisa sembarangan orang masuk. Maksud gue, baju lo harus diganti."
Jake menunduk, meneliti pakaian yang melekat di tubuhnya. Kemeja kotak-kotak berwarna coklat dan celana jeans kumal yang sering dia gunakan untuk bekerja. Memang apa yang salah, Itu adalah baju terbaik yang ada di lemarinya.
Bertepatan dengan itu, Heeseung menghentikan mobilnya di depan salah satu toko pakaian berlantai tiga. Jake berdiri di depan bangunan itu dengan kepala mengadah. Dia pernah sekali masuk ke dalam toko itu, hanya untuk mengantarkan pesanan ayam goreng. Barang-barang di toko itu semuanya serba mahal dan sangat tidak terjangkau untuk kaum sepertinya.
"Kamu nggak salah kita beli baju di sini?"
Heeseung mengedikan bahunya, lalu melangkah masuk dan diikuti oleh Jake dibelakangnya.
"Pilih yang lo suka," kata Heeseung begitu mereka sudah ada di dalam.
Jake diam terkesima, apa yang harus dia pilih. Di depan sana banyak pilihan kemeja berbagai model dan warna. Semuanya terlihat bagus dan mahal. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli kemeja itu.
"Kok diem, ayo pilih."
Jake tersentak, lalu mengerjap-ngerjapkan matanya. "Jangan beli di sini ya, uang aku nggak akan cukup buat beli baju di sini. Mending kita ke pasar deh."
"Udah lo pilih aja, gue yang bayar nanti."
"Tapi—"
"Ada yang bisa saya bantu?" pegawai dengan baju hitam putih menghampiri mereka.
"Mbak, tolong cariin baju buat temen saya." Heeseung mendorong pundak Jake, membuat cowok itu mau tak mau melangkah ke depan.
"Baik. Silahkan ikuti saya." Jake mengikuti pegawai wanita itu sambil sesekali menengok ke belakang, dimana Heeseung sedang berdiri sambil tersenyum.
Jake memasuki lorong-lorong tempat kemeja dan jas digantung, seorang pegawai wanita memberikan salah satu kemeja untuk Jake coba, Jake menarik label harga yang tersemat di bagian lehernya dan sangat terkejut saat mengetahui harganya.
Jake berlari kembali pada Heeseung, "Kita beli di pasar aja ya?"
"Kenapa lagi?" tanya Heeseung bingung.
"Harganya tujuh ratus ribu. Itu seharga gaji aku sebulan."
"Lo nggak usah pikirin harga, gue yang bayar kok."
"Nggak mau, kamu jangan boros-boros uang ya? Masa harga satu potong baju segitu mahalnya. Kalo di pasar aku bisa dapet tujuh baju. Nggak kalah bagus kok."
Heeseung terkekeh sekaligus menggelengkan kepalanya frustasi. Jadi seperti ini perasaan Sunghoon saat bersama Jake. Pantas saja Sunghoon selalu mengeluh tentangnya, tenyata cowok ini begitu ajaib.
"Udah nggak ada waktu buat ke pasar. Yaudah gue aja yang pilih."
Heeseung memilih satu kemeja berwarna putih yang melekat pas di tubuh Jake. Dia juga tidak lupa untuk meminta pegawai di tempat itu untuk memberikan polesan pada wajah dan juga rambut Jake sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Teen Fiction[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...