Sudah berapa kali Jake merasa tidak bisa fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung di kelasnya. Jika biasanya ia sangat menyukai semua pelajaran sampai rasanya ingin terus berfokus pada semua penerangan guru. Namun sekarang Jake hanya memandang kosong ke arah buku paket dan tersenyum melihat itu.
Bukan karena ia sedang menertawai isi bukunya, hanya saja kepala Jake tidak bisa berhenti memikirkan seseorang. Semua perilaku dan ucapan Sunghoon di perpus tadi terekam jelas di memorinya dan seperti roll film, semua itu berputar secara terus menerus hingga Jake membiarkan seluruh waktunya tersita hanya untuk mengingat semuanya.
Suara bel pulang dan kata-kata penutup bu Mina membuyarkan lamunan Jake, dia menatap ke depan dan mendapati pelajaran Matematika hari ini telah berakhir. Begitu lamanya dia memikirkan Sunghoon sampai melupakan satu pelajaran yang paling dia gemari.
"Senyam-senyum-senyam-senyum," gerutu Jungwon di sebelahnya. "Beda ya orang yang lagi jatuh cinta? Gue ngeliatin rumus di buku aja mual, elo malah senyam senyum kayak gitu. Untung-untung bu Mina nggak nge-gepin lo lagi mikirin si Sunghoon."
Jake semakin melebarkan senyumamnya, entah mengapa hari ini perasaannya sangat membuncang, sampai mungkin dia lupa bagaimana caranya bersedih.
"Aku nggak mikirin Sunghoon."
Jungwon memutar bola matanya, "Yakali lo mikirin mang Rain yang lagi jaga gerbang di depan, sambil berspekulasi kapan mang Rain ngajakin lo ngedate makan es krim."
Jake terkekeh, "Kok aku nggak kepikiran ya kalo mang Rain bakalan ajak aku makan es krim?"
"Dasar gila!" balas Jungwon.
Jake tertawa saat melihat ekspresi Jungwon yang berubah kesal. Sesaat dia hanya tersenyum sambil memasukan buku terakhirnya ke dalam tas.
"Jake,"
Panggil sebuah suara dari ambang pintu kelas yang membuat Jake dan Jungwon menoleh, lalu melihat murid laki-laki sedang berdiri disana.
"L-lo Jake?" tanyanya kemudian yang berhasil membuat Jake menganggukan kepalanya. "D-di tunggu sama... S-sunghoon."
"Sunghoon?" tanya Jake memastikan.
"Iya... di-di parkiran sekolah," balas murid laki-laki itu gugup. "Katanya lo harus buruan." ucapnya lagi dengan cepat dan berlari menghilang dari ambang pintu.
Jungwon memandang Jake dengan dahi mengkerut bingung sekaligus curiga dengan sikap murid laki-laki tadi. "Loh, kok tumben Sunghoon nggak nyamperin lo ke kelas?"
"Aku juga nggak tau, mungkin Sunghoon males jalan ke sini." Jake berdiri, menyampirkan tasnya di pundak. "Yaudah, aku duluan ya, Won. Kamu pulang hati-hati."
"Iya, lo juga."
Jungwon menggerutu kesal berdiri di depan gerbang sekolah saat mengetahui jemputannya belum juga datang. Sesekali Jungwon menghentakan kakinya gemas.
"Belom dijemput?" Jungwon membulatkan matanya ketika mendapati mang Rain berdiri di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Novela Juvenil[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...