Kondisi panti saat ini sedikit lebih baik. Beberapa barang yang rusak sudah dirapihkan, dan kaca jendela yang pecah sudah ditutupi dengan papan. Bunda dan beberapa anak panti sibuk merapihkan barang-barang mereka yang hancur. Kehadiran Jay, Heeseung dan Ni-ki sangat membantu, karena mereka bertiga juga ikut membereskan panti asuhan itu.
Setelah kejadian beberapa jam yang lalu, ada beberapa anak panti yang terlihat masih sedikit shock. Kejadian barusan memang sangat mengguncang jiwa anak-anak, apalagi mereka semua sempat melihat adanya kekerasan di sana. Maka itu, Bunda dan Jake sangat takut jika hal semacam itu berdampak buruk bagi anak-anak panti nantinya.
"Makasih ya.''
Sunghoon mengangkat wajahnya, melihat Jake yang berdiri di depannya sambil menyodorkan segelas susu coklat panas. Sunghoon lantas mengambil gelas tersebut dan meletakan itu di kursi kayu sebelahnya.
"Makasih udah bantuin aku sama anak-anak panti," ucap Jake lagi.
"Hmm...." balas Sunghoon santai sambil mengeluarkan handponenya dari dalam jaket.
Jake ikut duduk di sebelah Sunghoon, di atas bangku kayu panjang yang berada di taman. Sunghoon tadi sempat memperbaiki bangku tersebut hingga bisa digunakan oleh mereka.
"Aku kira, tadi kamu udah pulang."
Sunghoon yang semula sibuk mengetik sesuatu di atas layar handponenya kemudian berhenti, namun tidak merubah pandangannya dari sana.
"Nggak nyangka tiba-tiba kamu berdiri di sana." Jake tersenyum, "Pas pertama liat kamu tadi, entah kenapa rasa takut aku tiba-tiba ilang. Aku jadi punya keberanian lebih saat itu juga."
Kali ini Sunghoon menatap Jake. Wajah dinginnya tercetak sempurna di sana dengan sorot mata tajam.
"Kenapa kamu balik lagi?" tanya Jake.
Sunghoon mengedikan bahunya, "Gue cuma ngerasa ada yang nggak beres sama lo."
"Emang kelihatan banget ya?" Jake terkekeh pelan.
Sunghoon menghela napas, "Lo emang selalu gitu ya?"
"Kenapa?"
"Selalu ngerasa kuat dengan nyembunyiin ketakutan lo?" Sunghoon menyimpan kembali handponenya ke dalam kantong jaket.
Jake tersenyum, lalu menarik napasnya pelan. "Aku nggak mau repotin siapa-siapa. Apalagi itu kamu." Jake lalu mengambil tangan Sunghoon, melihat ada luka lecet akibat perkelahian tadi.
"Liatkan, tangan Sunghoon jadi luka-luka kayak gini."
Sunghoon berdehem kecil sebelum menarik tangannya menjauh dari genggaman tangan Jake.
"Gue nggak apa-apa, cuman luka kecil."
Entah mengapa, melihat Sunghoon dengan tampang galak tanpa senyum saat ini malah menarik senyum Jake lebih lebar di wajahnya.
"Makasih ya, Sunghoon."
"Lo udah bilang itu puluhan kali."
Jake menggeleng, "Aku merasa nggak cukup."
"Makasih karena kamu balik lagi ke sini, ngebelain aku sama yang lainnya, udah peduli sama aku. Makasih mau bantuin anak-anak panti ngebenerin barang-barang yang rusak. Makasih udah mau aku repotin. Makasih juga karena kamu—"
"Bilang makasih sekali lagi gue bakalan suruh temen-temen gue pulang!" sahut Sunghoon kesal.
Jake terkekeh geli mendengar ancaman itu. Lalu dia membiarkan hening mengambil alih. Hanya terdengar suara Jay, Heeseung dan Ni-ki dari dalam panti yang sedang bercanda bersama anak-anak panti, dan suara Bunda yang sesekali ikut tertawa mendengar celotehan Ni-ki yang selalu membuat orang-orang di sekelilingnya tergelak karena lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Teen Fiction[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...